PENDIDIKAN KEGURUAN
Kerja
dan Kinerja Guru
Dosen
Pengampu : Dr.Amini. S.Ag.,M.Pd
Disusun
oleh :
Juliana
Nanda
kurniawan
Annisa
Dinda Hasana
PENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A
2016/2017
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الحي
Puji syukur kita panjatkan
terhadap Allah SWT atas nikmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat membuat
makalah tentang “Kerja
dan Kinerja Guru”
Makalah ini disusun untuk tugas mata
kuliah “Pendidkan keguruan”. Makalah ini
dapat diselesaikan atas bantuan beberapa pihak, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr. Amini, S.Ag.,M.Pd Sebagai Dosen mata kuliah Pendidikan keguruan.
2.
Orang tua yang selalu
memberika dukungan dan motivasi agar selalu tetap semagat.
3.
Teman-teman yang sudah memberikan ide-ide dan sumber bacaan dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun
makalah ini kurang dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun
penulis harapkan kepada dosen dan teman-teman demi perbaiki dan untuk
kesempurnaan makalah ini.Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan pihak
yang berkepentingan.
Medan, 1 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................1.
A. Latar
Belakang
.....................................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan ...............................................................................................................................1
D.
Manfaat..........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian kerja.........................................................................................................5
B.
Pengertian
kinerja guru......................................................................................7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................13 B.Saran.....................................................................................................................................13
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mutu
pendidikan merupakan salah satu tolok ukur yang menentukan martabat atau
kemajuan suatu bangsa. Dengan mencermati mutu pendidikan suatu bangsa/negara,
seseorang akan dapat memperkirakan peringkat negara tersebut di antara
negaranegara di dunia. Oleh karena itulah, bangsa yang maju akan selalu menaruh
perhatian besar terhadap dunia pendidikannya, dengan melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti meningkatkan anggaran pendidikan,
menyelenggarakan berbagai lomba dalam berbagai aspek pendidikan, atau
mengirimkan para tunas bangsa untuk menimba ilmu di negara lain. Beragam upaya
ini dilakukan karena kesadaran akan pentingnya pendidikan, dan keyakinan bahwa
bangsa yang mengabaikan pendidikan akan menjadi bangsa yang tertinggal, yang
akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Di Indonesia, rendahnya mutu
pendidikan merupakan salah satu dari empat masalah pokok pendidikan yang telah
diidentifikasi sejak tahun 60-an. Perhatian terhadap pendidikan memang cukup
besar, namun meskipun sudah banyak usaha yang dilakukan, sampai kini masalah mutu
pendidikan tampaknya belum dapat diatasi. Keluhan tentang rendahnya mutu
lulusan masih terus bergema. Lulusan SD, SLTP, dan SLTA belum mampu bernalar
dan berpikir kritis, serta masih tergantung kepada guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kerja Guru ?
2. Apa itu
Kinerja Guru?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Kerja Guru
2. Untuk mengetahui Kinerja Guru
D.Manfaat.
Manfaat dari makalah ini adalah agar
para calon guru dapat menerapkan kinerja-kinerjanya dalam praktek di lapangan
nanti atau saat mengajar di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kerja
Kerja merupakan sesuatu yang
dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan
penghasilan. Kerja dapat juga di artikan sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan
yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Dr.
Franz Von Magnis di dalam Anogara (2009 : 11), pekerjaan adalah “kegiatan yang
direncanakan”. Sedangkan Hegel di dalam Anogara (2009 : 12) menambahkan bahwa
“inti pekerjaan adalah kesadaran manusia”.
Dari pernyataan tersebut dapat
dikatakan bahwa pekerjaan memungkinkan orang untuk dapat menyatakan diri secara
objektif kedunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami
kebenaran dirinya. Menurut Camus “tanpa bekerja hidup akan terasa tidak enak,
pekerjaan yang tidak berarti membuat hidup tidak bergairah dan kerja merupakan
sesuatu yang diinginkan oleh manusia”. Henderson di dalam menambahkan bahwa,
“manusia perlu bekerja dan ingin bekerja serta pekerjaan yang berarti
memberikan dampak fisik dan emosi”.
Ada beberapa jenis pekerja yaitu:
- Workaholic yaitu orang yang kecanduan
kerja, sangat terikat pada pekerjaan dan tidak bisa berhenti bekerja
- Workshy yaitu orang yang malas
bekerja, tidak mau melakukan pekerjaan, dan pekerjaan sesuatu yang
menjijikan.
- Work Tolerant yaitu orang yang bekerja
sesedikit mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimum dan memandang
pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak disenangi tetapi harus dilakukan.
Menurut Benneth, orientasi manusia
dalam bekerja adalah sebagai berikut:
- Orientasi Ekonomi (Instrumental) yaitu
pekerja memandang pekerjaan dari sudut uang yang didapat.
- Orientasi Sosial (Relasional) yaitu
pekerajaan sebagai suatu lingkungan sosial yang didominasi oleh hubungan
interpersonal/ loyalitas personal
- Orientasi Psikologis (Personal) yaitu
pekerja mengembangkan diri dan memenuhi kebutuhannya dari pekerjaan yang
dilakukan.
Selanjutnya, Dr. May Smith
menyatakan bahwa “tujuan kerja adalah untuk hidup”. Dengan demikian, mereka
yang menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan
hidup, berarti bekerja.
Pengertian Kerja Menurut Para Ahli
Kerja adalah aktivitas yang dinamis
dan bernilai, tidak dapat dilepaskan dari faktor fisik, psikis dan sosial.
Nilai yang terkandung dalam kerja bagi individu yang satu dengan lainnya
tidaklah sama. Nilai tersebut dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam
bekerja.
Brown (dalam Anoraga, 1998)
Kerja merupakan penggunaan proses
mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif.
Steers dan Porter (1983),
Kerja merupakan hal yang penting
dalam kehidupan individu karena beberapa alasan. Pertama, adanya pertukaran
atau timbal balik dalam kerja. Ini dapat berupa reward.
Secara ekstrinsik, reward seperti
uang. Secara intrinsik, reward seperti kepuasan dalam melayani. Kedua, biasanya
memberikan beberapa fungsi sosial. Perusahaan sebagai tempat kerja, memberikan
kesempatan untuk bertemu orang-orang baru dan mengembangkan persahabatan.
Ketiga, pekerjaan seseorang seringkali menjadi status dalam masyarakat luas,
namun kerja juga dapat menjadi sumber perbedaan sosial maupun integrasi sosial.
Keempat, adanya nilai kewajiban bagi individu yang secara psikologis dapat
menjadi sumber identitas, harga diri dan aktualisasi diri.
Supriyadi (2003)
Kerja adalah beban, kewajiban,
sumber penghasilan, kesenangan, gengsi, aktualisasi diri, dan lain lain.
Kalau menurut Saya sendiri. Kerja adalah suatu proses
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk bisa mencapai suatu tujuan yang
diinginkan oleh orang tersebut, tujuan tersebut seperti imbalan berupa uang atau barang.
B.Pengertian Kinerja
Kinerja dalam organisasi ,merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah sangat buruk
atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui
betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Begitu
juga dalam kinerja seorang guru, kalau kerja seorang guru itu baik maka baiklah
kinerja atau bahkan sebaliknya.
1.Pengertian
Kinerja menurut Para Ahli.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 :
67).
“Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya”.
Kemudian
menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223)
“Kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya”.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan
“kinerja (prestasi kerja) adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
serta waktu”.
Menurut John Whitmore (1997 :
104)
“Kinerja adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan,
suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.
Menurut Barry Cushway (2002 :
1998)
“Kinerja adalah menilai bagaimana
seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.
Menurut Veizal Rivai ( 2004 :
309) mengemukakan kinerja adalah :“ merupakan perilaku yang nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
Menurut Robert L. Mathis dan John H.
Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan
bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan”.
Menurut John Witmore dalam Coaching
for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang
dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum
keterampilan”.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang
harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui
tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif
dari suatu kebijakan operasional.
Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa
individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik,
yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri,
(c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.
2. Kinerja Guru
a. Konsep Kinerja Guru
Setiap
individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi
tertentu diharapkan mampu menunjukan kinerja yang memuaskan dan memberikan
kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Kinerja
adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar
yang telah ditetapkan(Sulistiyorini, 2001). Adapun ahli lain berpendapat bahwa
kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di
dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu, kejelasan tugas atau pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya, kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan
atau fungsi, dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992).
Fatah (1996) menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang
didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan pekerjaan.
Dari
beberapa penjelasan tentang pengertian pekerjaan di atas, dapat disimpulksn
bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan
apabila tujuan yang dicapai sesuai standar yang telah ditetapkan.
b. Indikator-indikator Kinerja Guru
Kinerja
merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk
mengatur karateristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari
tiga elemen yang saling berkaitan yaitu, keterampilan, upaya sifat keadaan dan
kondisi eksternal (Sulistyorini, 2001). Tingkat keterampilan merupakan bahan
mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja, seperti pengalaman, kemampuan,
kecakapan,-kecakapan antar pribadi serta kecakapan tekhnik. Upaya tersebut
diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas
pekerjaanya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi
eksternal mendukung produktivitas kerja.
Kinerja dapat dilihat
dari beberapa kriteria kinerja yaitu, :
1. Karateristik
individu
2.
Proses
3.
Hasil, dan
4.
Kombinasi antara individu, proses dan hasil.
Kinerja
seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan
keahlianya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya.
Menempatklan guru sesuai dengan keahlianya secara mutlak harus dilakukan. Bila
guru diberikan tugas yang tidak sesuai dengan keahlianya berakibat menurunya
kerja dsan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada
diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. Menurut
pidarta (1999) bahwa moral kinerja positif adalah suasana kerja yang gembira,
bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sesuatu yang
menyenangkan. Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai
suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapay
ditingkatkan dengan cara memberikan
pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuanya. Hal ini dipertegas oleh
Munandar (1992) yang mengatakan bahwa kemampuan bersama-sama dengan bakat
merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi individu sedangkan
prestasi ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kecerdasan.
Kemampuan
terdiri dari berbagai macam, namun secara kongkrit dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Kemampuan
Intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan
kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan
kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam
menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun teknik mengevaluasinya.
b. Kemampuan fisik
adalah kapabilitas sisik yang dimiliki seseorang terutama dalam mengerjakan
tugas dan kewajibanya. (Daryanto, 2001).
Kinerja
dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja, yaitu perasaan individu terhadap
pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada seseoramg sehingga pekerjaan
itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja,
perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada
parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien,
seperti produktifitasnya, efektivitas mewnggunakan waktu, dana yang dipakai
serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku
dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan
teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau
tugas yang diberikan, cara mengkominikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang
lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat As’ad
(1995) dan kinerja seseorang dapat dilakukan dengan menggunan tigal
macam kriteria yaitu: (1) hasil tugas, (2) perilaku dan (3) ciri individu.
Evaluasi
hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja individu dengan
beberapa kriteria (indikator) yang diukur. Evaluasi perilaku dapat dilakukan
dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan evaluasi
ciri individu adalah mengamati karateristik individu dalam berperilaku maupun
bekerja, cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat dikategorikan
cirinya dengan orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting
sebagai feed back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja
selanjutnya.
Menilai
kualitas kerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi:
1. Unjuk kerja,
2. Penguasaan
materi,
3. Penguasaan profesional keguruan dan pendidikan,
4 Penguasaan cara-cara penyesuaian diri,
5. Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik
(Sulistyorini, 2001)
Kinerja
guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban
tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi
khusus yang diperolah melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab
yang secara garis besar dapat dikelompokan, yaitu:
1. Guru
sebagai pengajar,
2. Guru sebagai pembimbing;
dan
3. Guru sebagai administrator
kelas (Danim, 2002)
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan indikator kinerja guru, antara lain:
1. Kemampuan membuat
perencanaan dan persiapan mengajar
2. Penguasaan materi yang akan
diajarkan kepada siswa
3. Penguasaan metode dan
strategi mengajar
4. Pemberian tugas-tugas
kepada siswa
5. Kemampuan mengelola kelas
6. Kemampuan
melakukan penilaian dan evaluasi
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru
Beberapa faktor yang memengaruhi kinerja
guru,antara lain:
a Kepribadian dan
Dedikasi
Setiap
guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang
membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu
masalah abstrak yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan,
cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan.hal tersebut sesuai
dengan pendapat Zakiah Darajat
(dalam Djamah SB, 1994) bahwa
kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, susah dilihat atau diketahui
secara nyata,yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala
segi dan aspek kehidupan,misalnya dalam tindakan, ucapan, caranya bergaul,
berpakaian dan menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan
maupun yang berat.
Kepribadian adalah keseluruhan dari
individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan
perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, dengan
kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Lebih
lanjut Zakiah Darajat (dalam Djamah SB, 1994) mengungkapkan bahwa
faktor terpenting bagi seorang guru asdalah kepribadiannya. Kepribadian adalah
suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan memengaruhi interaksi antara
guru dan anak didik. Oleh karena itu, kepribadian merupakan faktor yang
menentukan tinggi rendahnya martabat guru.
Kepribadian guru akan tercemin dalam
sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik
kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari
guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Hal tersebut
dipertegas oleh Drosat (1998) bahwa
salah satu dasar pembentukan kepribadian adalah sukses yang merupakan sebuah
hasil dari kepribadian, dari citra umum, dari sikap, dari keterampilan karena
ini semua melumasi proses interaksi-interaksi manusia.
Kloges(dalam
Suryabrata, 2001) mengemukakan bahwa
ada 3 aspek kepribadian, yaitu (1) materi atau bahan, yaitu semua kemampuan
(daya) pembawaan beserta talen-talennya 9keistimewaan- keistimewaannya), (2)
Struktur, yaitu sifat-sifat bentuknya atau sifat-sifat normalnya), (3) Kualitas
atau sifat, yaitu sistem dorongan-dorongan. Sedangkan menurut Freud (1950) kepribadian terdiri dari 3
aspek, yaitu : (1) Das Es (the id), yaitu aspek biologis, aspek ini merupakan
sistem yang original dalam kepribadian, sehingga aspek ini merupakan dunia
batin subjektif manusia dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia
objaktif. (2) das Ich (the ego) , yaitu aspek psikologis, aspek ini timbul
karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia nyata, (3) Das Ueber
Ich(the super ego) yaitu aspek sosiologis kepribadian, merupakan wakil dari
nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaiman ditafsirkan orang
tua terhadap orang tuanya. Yang dimaksudkan dengan sebagai perintah dan
larangan.
Aspek-aspek
tersebut di atas merupakan potensi kepribadan sebagai syarat mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan profesinya. Karena tanpa aspek
tersebut sangat tidak mungkin guru dapat melaksanakan tugas sesuai dengan
harapan. Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan
untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedukasi dalam melakukun
pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut memiliki
akuntanbilitas yang baik dengan kata lain perilaku akuntanbilitas meminta agar
pekejaan itu berakhir dengan hasil baik yang dapatmemuaskan atasan yang memberi
tugas itu dan pihak-pihak lain yang berkepentingan atau segala pekerjaan yang
dilaksanakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan
standaryang ditetapkan dan tidak asal-asalan.
BAB II
PENUTUP
A.Kesimpulan
Keimpulan
dalam makalah ini adalah kerja guru merupakan kegiatan mengajar, mengarahkan
dan membimbing anak-anak atau peserta didik. Kinerja guru adalah hasil dari
kegiatan mengajar.
B. Saran
Demikian makalah yang kami paparkan
semoga bermanfaat bagi yang membaca dan saya selaku penulis masih memiliki
kekurangan dari segi sumber refrensi maupun dalam segi pembuatan maklah. Jika
ada yang salah mohon di tegur dan di beritahu di mana yang salah dan beritaukan
kepada penulis yang benar seperti apa.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari
Alma. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung.
Penerbit ALFABETA.
Hamzah, Ondi
Saondi, dkk, 2009. Etika Profesi Keguruan. Refika Aditama, Jakarta
.
Soetjipto
dan Raflis Kosasih, (1999).Profesi Keguruan. Jakarta: Reneka cipta.
Sudarwan
Danim, 2010. Profesionalisasi dan etika Profesi Guru.Alfabeto, Bandung.
Saondi, Ondi
dan Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Refika Aditama: Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar