Selasa, 27 Juli 2021

Makalah Kerja dan Kinerja Guru

 

PENDIDIKAN KEGURUAN

Kerja dan Kinerja Guru

Dosen Pengampu : Dr.Amini. S.Ag.,M.Pd

Disusun oleh :

Juliana

Nanda kurniawan

Annisa Dinda Hasana

djhdcsolk.jpg

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

T.A 2016/2017


 

 

KATA  PENGANTAR

بسم الله الرحمن الحي

            Puji syukur kita panjatkan terhadap Allah SWT atas nikmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat membuat makalah tentang  Kerja dan Kinerja Guru

          Makalah ini disusun untuk tugas mata kuliah Pendidkan keguruan”. Makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan beberapa pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1.     Dr. Amini, S.Ag.,M.Pd Sebagai Dosen mata kuliah Pendidikan keguruan.

2.     Orang tua yang selalu memberika dukungan dan motivasi agar selalu tetap semagat.

3.     Teman-teman yang sudah memberikan ide-ide dan sumber bacaan dalam pembuatan makalah ini.

 

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini kurang dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun  penulis harapkan kepada dosen dan teman-teman demi perbaiki dan untuk  kesempurnaan makalah ini.Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua  dan pihak yang berkepentingan.

Medan, 1 Oktober 2017

 

   Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................................1.

 

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1

C. Tujuan ...............................................................................................................................1

D. Manfaat..........................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian kerja.........................................................................................................5

B.     Pengertian kinerja guru......................................................................................7

 

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan..................................................................................................................13 B.Saran.....................................................................................................................................13

Daftar Pustaka..........................................................................................................................14



 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Mutu pendidikan merupakan salah satu tolok ukur yang menentukan martabat atau kemajuan suatu bangsa. Dengan mencermati mutu pendidikan suatu bangsa/negara, seseorang akan dapat memperkirakan peringkat negara tersebut di antara negaranegara di dunia. Oleh karena itulah, bangsa yang maju akan selalu menaruh perhatian besar terhadap dunia pendidikannya, dengan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti meningkatkan anggaran pendidikan, menyelenggarakan berbagai lomba dalam berbagai aspek pendidikan, atau mengirimkan para tunas bangsa untuk menimba ilmu di negara lain. Beragam upaya ini dilakukan karena kesadaran akan pentingnya pendidikan, dan keyakinan bahwa bangsa yang mengabaikan pendidikan akan menjadi bangsa yang tertinggal, yang akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Di Indonesia, rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu dari empat masalah pokok pendidikan yang telah diidentifikasi sejak tahun 60-an. Perhatian terhadap pendidikan memang cukup besar, namun meskipun sudah banyak usaha yang dilakukan, sampai kini masalah mutu pendidikan tampaknya belum dapat diatasi. Keluhan tentang rendahnya mutu lulusan masih terus bergema. Lulusan SD, SLTP, dan SLTA belum mampu bernalar dan berpikir kritis, serta masih tergantung kepada guru.

 

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kerja Guru ?

2. Apa itu Kinerja Guru?

 

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Kerja Guru

2. Untuk mengetahui Kinerja Guru

 

D.Manfaat.

            Manfaat dari makalah ini adalah agar para calon guru dapat menerapkan kinerja-kinerjanya dalam praktek di lapangan nanti atau saat mengajar di sekolah.

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Kerja

Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat juga di artikan sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Dr. Franz Von Magnis di dalam Anogara (2009 : 11), pekerjaan adalah “kegiatan yang direncanakan”. Sedangkan Hegel di dalam Anogara (2009 : 12) menambahkan bahwa “inti pekerjaan adalah kesadaran manusia”.

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pekerjaan memungkinkan orang untuk dapat menyatakan diri secara objektif kedunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami kebenaran dirinya. Menurut Camus “tanpa bekerja hidup akan terasa tidak enak, pekerjaan yang tidak berarti membuat hidup tidak bergairah dan kerja merupakan sesuatu yang diinginkan oleh manusia”. Henderson di dalam menambahkan bahwa, “manusia perlu bekerja dan ingin bekerja serta pekerjaan yang berarti memberikan dampak fisik dan emosi”.

Ada beberapa jenis pekerja yaitu:

  1. Workaholic yaitu orang yang kecanduan kerja, sangat terikat pada pekerjaan dan tidak bisa berhenti bekerja
  2. Workshy yaitu orang yang malas bekerja, tidak mau melakukan pekerjaan, dan pekerjaan sesuatu yang menjijikan.
  3. Work Tolerant yaitu orang yang bekerja sesedikit mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimum dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak disenangi tetapi harus dilakukan.

Menurut Benneth, orientasi manusia dalam bekerja adalah sebagai berikut:

  1. Orientasi Ekonomi (Instrumental) yaitu pekerja memandang pekerjaan dari sudut uang yang didapat. 
  2. Orientasi Sosial (Relasional) yaitu pekerajaan sebagai suatu lingkungan sosial yang didominasi oleh hubungan interpersonal/ loyalitas personal
  3. Orientasi Psikologis (Personal) yaitu pekerja mengembangkan diri dan memenuhi kebutuhannya dari pekerjaan yang dilakukan.

Selanjutnya, Dr. May Smith menyatakan bahwa “tujuan kerja adalah untuk hidup”. Dengan demikian, mereka yang menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan hidup, berarti bekerja.

 

Pengertian Kerja Menurut Para Ahli

Kerja adalah aktivitas yang dinamis dan bernilai, tidak dapat dilepaskan dari faktor fisik, psikis dan sosial. Nilai yang terkandung dalam kerja bagi individu yang satu dengan lainnya tidaklah sama. Nilai tersebut dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam bekerja.

 

Brown (dalam Anoraga, 1998)

Kerja merupakan penggunaan proses mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif.

 

Steers dan Porter (1983),

Kerja merupakan hal yang penting dalam kehidupan individu karena beberapa alasan. Pertama, adanya pertukaran atau timbal balik dalam kerja. Ini dapat berupa reward.

Secara ekstrinsik, reward seperti uang. Secara intrinsik, reward seperti kepuasan dalam melayani. Kedua, biasanya memberikan beberapa fungsi sosial. Perusahaan sebagai tempat kerja, memberikan kesempatan untuk bertemu orang-orang baru dan mengembangkan persahabatan. Ketiga, pekerjaan seseorang seringkali menjadi status dalam masyarakat luas, namun kerja juga dapat menjadi sumber perbedaan sosial maupun integrasi sosial. Keempat, adanya nilai kewajiban bagi individu yang secara psikologis dapat menjadi sumber identitas, harga diri dan aktualisasi diri.

 

Supriyadi (2003)

Kerja adalah beban, kewajiban, sumber penghasilan, kesenangan, gengsi, aktualisasi diri, dan lain lain.

Kalau menurut Saya sendiri. Kerja adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk bisa  mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh orang tersebut, tujuan tersebut seperti imbalan berupa uang atau barang.


B.Pengertian Kinerja

Kinerja dalam organisasi ,merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Begitu juga dalam kinerja seorang guru, kalau kerja seorang guru itu baik maka baiklah kinerja atau bahkan sebaliknya.

1.Pengertian Kinerja menurut Para Ahli.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67).

“Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223)

“Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.

Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan

“kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Menurut John Whitmore (1997 : 104)

“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.

Menurut Barry Cushway (2002 : 1998)

“Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.

 

Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :“ merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.

Menurut John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.

2. Kinerja Guru

a. Konsep Kinerja Guru

Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukan kinerja yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan(Sulistiyorini, 2001). Adapun ahli lain berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu, kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi, dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992). Fatah (1996) menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan pekerjaan.

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian pekerjaan di atas, dapat disimpulksn bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai standar yang telah ditetapkan.

b. Indikator-indikator Kinerja Guru

Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk mengatur karateristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yaitu, keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal (Sulistyorini, 2001). Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja, seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan,-kecakapan antar pribadi serta kecakapan tekhnik. Upaya tersebut diungkap sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas pekerjaanya. Sedangkan kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja.

Kinerja dapat dilihat dari beberapa kriteria kinerja yaitu, :

1. Karateristik individu

2. Proses

3. Hasil, dan

4. Kombinasi antara individu, proses dan hasil.

Kinerja seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahlianya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatklan guru sesuai dengan keahlianya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas yang tidak sesuai dengan keahlianya berakibat menurunya kerja dsan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru. Menurut pidarta (1999) bahwa moral kinerja positif adalah suasana kerja yang gembira, bekerja bukan dirasakan sebagai sesuatu yang dipaksakan melainkan sesuatu yang menyenangkan. Moral kerja yang positif adalah mampu mencintai tugas sebagai suatu yang memiliki nilai keindahan di dalamnya. Jadi kinerja dapay ditingkatkan dengan cara  memberikan pekerjaan seseorang sesuai dengan bidang kemampuanya. Hal ini dipertegas oleh Munandar (1992) yang mengatakan bahwa kemampuan bersama-sama dengan bakat merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi individu sedangkan prestasi ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kecerdasan.

Kemampuan terdiri dari berbagai macam, namun secara kongkrit dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

 

a. Kemampuan Intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan kegiatan mental, terutama dalam penguasaan sejumlah materi yang akan diajarkan kepada siswa yang sesuai dengan kurikulum, cara dan metode dalam menyampaikannya dan cara berkomunikasi maupun teknik mengevaluasinya.

b. Kemampuan fisik adalah kapabilitas sisik yang dimiliki seseorang terutama dalam mengerjakan tugas dan kewajibanya. (Daryanto, 2001).

Kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja, yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada seseoramg sehingga pekerjaan itu disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja, perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien, seperti produktifitasnya, efektivitas mewnggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur perilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara mengkominikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat As’ad  (1995) dan kinerja seseorang dapat dilakukan dengan menggunan tigal macam kriteria yaitu: (1) hasil tugas, (2) perilaku dan (3) ciri individu.

Evaluasi hasil tugas adalah mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja individu dengan beberapa kriteria (indikator) yang diukur. Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan cara membandingkan perilakunya dengan rekan kerja yang lain dan evaluasi ciri individu adalah mengamati karateristik individu dalam berperilaku maupun bekerja, cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat dikategorikan cirinya dengan orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.

Menilai kualitas kerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi:

1. Unjuk kerja,

2.  Penguasaan materi,

3. Penguasaan profesional keguruan dan pendidikan,

4 Penguasaan cara-cara penyesuaian diri,

5. Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik (Sulistyorini, 2001)

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperolah melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokan, yaitu:

1.      Guru sebagai pengajar,

2.       Guru sebagai pembimbing; dan

3.       Guru sebagai administrator kelas (Danim, 2002)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan indikator kinerja guru, antara lain:

1.       Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar

2.       Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

3.       Penguasaan metode dan strategi mengajar

4.       Pemberian tugas-tugas kepada siswa

5.       Kemampuan mengelola kelas

6.      Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru

            Beberapa faktor yang memengaruhi kinerja guru,antara lain:

a Kepribadian dan Dedikasi

Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang  mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah abstrak yang hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan.hal tersebut sesuai dengan pendapat Zakiah Darajat (dalam Djamah SB, 1994) bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, susah dilihat atau diketahui secara nyata,yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan,misalnya dalam tindakan, ucapan, caranya bergaul, berpakaian dan menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.

            Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Lebih lanjut Zakiah Darajat (dalam Djamah SB, 1994) mengungkapkan bahwa faktor terpenting bagi seorang guru asdalah kepribadiannya. Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan memengaruhi interaksi antara guru dan anak didik. Oleh karena itu, kepribadian merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya martabat guru.

            Kepribadian guru akan tercemin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Hal tersebut dipertegas oleh Drosat (1998) bahwa salah satu dasar pembentukan kepribadian adalah sukses yang merupakan sebuah hasil dari kepribadian, dari citra umum, dari sikap, dari keterampilan karena ini semua melumasi proses interaksi-interaksi manusia.

            Kloges(dalam Suryabrata, 2001) mengemukakan bahwa ada 3 aspek kepribadian, yaitu (1) materi atau bahan, yaitu semua kemampuan (daya) pembawaan beserta talen-talennya 9keistimewaan- keistimewaannya), (2) Struktur, yaitu sifat-sifat bentuknya atau sifat-sifat normalnya), (3) Kualitas atau sifat, yaitu sistem dorongan-dorongan. Sedangkan menurut Freud (1950) kepribadian terdiri dari 3 aspek, yaitu : (1) Das Es (the id), yaitu aspek biologis, aspek ini merupakan sistem yang original dalam kepribadian, sehingga aspek ini merupakan dunia batin subjektif manusia dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objaktif. (2) das Ich (the ego) , yaitu aspek psikologis, aspek ini timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia nyata, (3) Das Ueber Ich(the super ego) yaitu aspek sosiologis kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaiman ditafsirkan orang tua terhadap orang tuanya. Yang dimaksudkan dengan sebagai perintah dan larangan.

Aspek-aspek tersebut di atas merupakan potensi kepribadan sebagai syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan profesinya. Karena tanpa aspek tersebut sangat tidak mungkin guru dapat melaksanakan tugas sesuai dengan harapan. Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedukasi dalam melakukun pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru tersebut memiliki akuntanbilitas yang baik dengan kata lain perilaku akuntanbilitas meminta agar pekejaan itu berakhir dengan hasil baik yang dapatmemuaskan atasan yang memberi tugas itu dan pihak-pihak lain yang berkepentingan atau segala pekerjaan yang dilaksanakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan standaryang ditetapkan dan tidak asal-asalan.

 


 

BAB II

PENUTUP

 

A.Kesimpulan

            Keimpulan dalam makalah ini adalah kerja guru merupakan kegiatan mengajar, mengarahkan dan membimbing anak-anak atau peserta didik. Kinerja guru adalah hasil dari kegiatan mengajar.

B.     Saran

Demikian makalah yang kami paparkan semoga bermanfaat bagi yang membaca dan saya selaku penulis masih memiliki kekurangan dari segi sumber refrensi maupun dalam segi pembuatan maklah. Jika ada yang salah mohon di tegur dan di beritahu di mana yang salah dan beritaukan kepada penulis yang benar seperti apa.


 

DAFTAR  PUSTAKA

 

Buchari Alma. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung. Penerbit ALFABETA.

 

Hamzah, Ondi Saondi, dkk, 2009. Etika Profesi Keguruan. Refika Aditama, Jakarta

.

Soetjipto dan Raflis Kosasih, (1999).Profesi Keguruan. Jakarta: Reneka cipta.

 

Sudarwan Danim, 2010. Profesionalisasi dan etika Profesi Guru.Alfabeto, Bandung.

 

Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Refika Aditama: Bandung.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar