Selasa, 29 Juni 2021



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Banyak anak Indonesia yang kurang mampu dalam ekonomi, yang membuat mereka harus putus sekolah dan mencari rezeki dengan cara-cara mereka seperti pengamen, berjualan keliling, maupun meminta-minta, terlebih lagi apabila motivasi mereka rendah dalam belajar membuat mereka menyerah untuk berjuang dan harus melanjutkan pekerjaan mereka yang bisa dikatakan bekerja dalam usia tidak produktif/cukup umur namun demi menyambung hidup harus tetap mereka lakukan.

Beruntung anak-anak yang di masukkan orang tua/wali mereka ke panti, karena mereka sadar pendidikan merubah kehidupan mereka di masa depan. Motivasi mereka untuk sekolah ternyata juga tinggi dan mereka bersyukur dalam kesempatan ini sehingga mereka rajin belajar. Adapun motivasi yang kuat dalam diri mereka adalah untuk membahagiakan orang tua mereka dan mencapai cita-cita mereka.

Latar belakang kami untuk melakukan penelitian ini adalah rasa keingintahuan kami terhadap motivasi anak indonesia dalam belajar dan meraih cita-cita terutama kepada anak-anak yang berada dalam panti asuhan yang tergolong anak-anak yang lemah ekonominya, tersangkut masalah sosial, dan anak-anak yang kehilangan salah satu/kedua orang tuanya. Serta anak terlantar yang tidak di ketahui anggota keluarganya. Apakah mereka masih memiliki motivasi atau hanya menyerah dengan keadaan sekarang.










B.     Fokus Masalah

Dalam penelitian ini, maka fokus masalah kami adalah mengenai motivasi dalam belajar, apa yang memotivasi diri anak-anak panti asyiyah serta cita-cita mereka. Bagaimana mereka mengatur jadwal belajar sehari-hari dan motto hidup mereka.

C.    Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, maka fokus masalah kami adalah
1.      Pengertian Motivasi
2.      Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
4.      Motivasi Dalam Pandangan Islam
5.      Pengertian Belajar
6.      Pengertian Belajar Menurut Ahli
7.      Belajar Dalam Pandangan Islam
8.      Pengertian Prestasi
9.      Prestasi Dalam Islam

D.    Tujuan Masalah

Tujuan dalam penelitian ini adalah
1.      Mengetahui Pengertian Motivasi
2.      Mengetahui Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
3.      Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
4.      Mengetahui Motivasi Dalam Pandangan Islam
5.      Mengetahui Pengertian Belajar
6.      Mengetahui Pengertian Belajar Menurut Ahli
7.      Mengetahui Belajar Dalam Pandangan Islam
8.      Mengetahui Pengertian Prestasi
9.      Mengetahui Prestasi Dalam Islam


BAB II
KAJIAN TEORI
A.   Pengertian Motivasi

Secara umum definisi atau pengertian motivasi dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau pendorong, dengan tujuan sebenarnya tersebut yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Adapun istilah dalam pengertian Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation.
Namun perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu. Secara ringkas, Selain itu, Pengertian Motivasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.

B. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
  1. Menurut Hamalik (1992:173), Pengertian Motivasi merupakan perubahan energy dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
  2. Menurut Sardiman (2006:73), Pengertian Motivasi merupakan perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
  3. Menurut Mulyasa (2003:112), Pengertian Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi.
  4. Menurut Victor H. Vroom, motivasi  ialah sebuah akibat dari suatu hasil yang ingin diraih atau dicapai oleh seseorang dan sebuah perkiraan bahwa apa yang dilakukannya akan mengarah pada hasil yang diinginkannya.
  5. Robbins dan Judge, motivasi ialah suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan individu agar dapat mencapai tujuannya.
Dari pengertian maupun definisi motivasi para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.

C.    Faktor-Faktor  Yang  Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalamdiri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Intern (Internal) berasal dari dalam diri individu
  • Pembawaan individu
  • Tingkat pendidikan
  • Pengalaman masa lampau
  • Keinginan atau harapan masa depan.
2. FaktorEkstern (Eksternal) yang berasal dari luar diri individu
  • Lingkungan kerja
  • Pemimpin dan kepemimpinan nya
  • Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
  • Dorongan atau bimbingan atasan
D. Motivasi Dalam Pandangan Islam

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan  yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d: 11)
Dari ayat di atas kita bias mengambil kesimpulan bahwa ternyata motivasi yang paling kuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sangat berpengaruh dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tindak-tanduknya.

Ada beberapa peran motivasi dalam kehidupan manusia sangat banyak, diantaranya:
  1. Motivasi sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu, sehingga menjadi unsure penting dan tingkah laku atau tindakan manusia.
  2. Motivasi bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan
  3. Motivasi berpungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal benar atau salah sehingga bias dilihat kebenarannya dan kesalahanya
  4. Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan oleh manusia baik atau buruk. Jadi motivasi itu berfungsi sebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusia dalam kehidupanya.

E. Pengertian  Belajar
Dalam konteks pendidikan, hamper semua aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas belajar. Para Pakar psikologi saling berbeda dalam menjelaskan mengenai cara atau aktivitas belajar itu berlangsung. Akan tetapi dari beberapa penyelidikan dapat ditandai, bahwa belajar yang sukses selalu diikuti oleh kemajuan tertentu yang terbentuk dari pola piker dan berbuat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar ialah untuk memperoleh kesuksesan dalam pengembangan potensi-potensi seseorang. Beberapa aspek psikologis aktivitas belajar itu misalnya:motivasi, penguasaan keterampilan dan ilmu pengetahuan, pengembangan kejiwaan dan seterusnya.
F. Pengertian Belajar Menurut Ahli

Sumadi Suryabrata (1983:5) menjelaskan pengertian belajar dengan mengidentifikasikan ciri-ciri yang disebut belajar, yaitu: “Belajar adalah aktivitas yang dihasilkan perubahan pada diri individu yang belajar( dalam arti behavioral changes) baik aktual maupun potensial; perubahan itu pada pokoknya adalah diperolehnya kemampuanbaru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama; perubahan itu terjadi karena usaha”.
Menurut Begge (1982:1-2), belajar adalah suatu perubahan yang berlangsung dalam kehidupan individu sebagai upaya perubahan dalam pandangan, sikap, pemahaman atau motivasi dan bahkan kombinasi dari semuanya.
Belajar selalu menunjukkan perubahan sistematis dalam tingkahlaku yang terjadi sebagai konsekwensi pengaalaman dalam situasi khusus.
Menurut Bloom (1979), bahwa belajar itu mencakup tiga ruang lingkup, yaitu cognitivedomain yang berkaitan dengan pengetahuan hapalan dan pengembangan intelektual, affective domain, yang berkaitan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan apresiasi dan penyesuaian, psychomotor domain, yang berkaitan dengan prilaku yang menuntut koordinasi syaraf.
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya
Jadi dapat dikatakan banwa Belajar adalah serangkaian aktivitas manusia yang menyangkut: pemahaman, pendengaran dan peniruan untuk memperoleh suatu pengalaman atau ilmu baru. Lingkup belajar mencakup : kognisi, afeksi dan psikomotor.

G. Belajar Dalam Pandangan Islam

Rasulullah SAW bersabda: “Mencari ilmu (belajar) wajib hukumnya bagi setiap orang Islam”. Dan pada kesempatan lain beliau pun pernah menganjurkan, agar manusia mencari ilmu meski berada di negeri orang (Cina) sekalipun; meski dari manapun datangnya.
 Hadis tentang belajar dan yang terkait dengan pencarian ilmu  banyak disebut dalam al-Hadis, demikian juga dalam Al-Qur’an al-Karim. Hal ini merupakan indikasi, bahwa betapa belajar dan mencari ilmu itu sangat penting artinya bagi umat manusia.
 Dengan belajar manusia dapat mengerti akan dirinya, lingkungannya dan juga Tuhan-nya. Dengan belajar pula manusia mempu menciptakan kreasi unik dan spektakuler yang berupa teknologi.
Belajar dalam pandangan Islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap saat manusia tak pernah lepas dari aktivitas belajar. Keunggulan suatu umat manusia atau bangsa juga akan sangat tergantung kepada seberapa banyak mereka menggunakan rasio, anugerah Tuhan untuk belajar dan memahami ayat-ayat Allah SWT. Hingga dalam al-Qur’an dinyatakan Tuhan akan mengangkat derajat orang yang berilmu ke derajat yang luhur (lihat : Qs. Al- Mujadilah : 11).
Dalam Islam, belajar adalah serangkaian aktivitas manusia yang menyangkut tiga ranah di atas (kognisi, afeksi dan psikomotor) berdasarkan Al-Qur’an  dan As-Sunnah. Dalam Islam, belajar merupakan kewajiban setiap muslim ( baik laki-laki maupun perempuan). Dan hasil dari belajar (ilmu), harus diamalkan baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain. Pengalaman ilmu harus dilandasi dengan iman dan nilai-nilai moral. Oleh sebab itu, dalam konsep Islam, belajar memiliki dimensi tauhid, yaitu dimensi dialektika horizontal maupun ketundukan vertikal.

H. Pengertian Prestasi
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, setiap peserta didik selalu mengharapkan pencapaian prestasi atau hasil belajar yang lebih baik sebagai bukti usahanya setelah ia mengikuti dan melaksanakan kegiatan belajar yang telah diberikan oleh guru. Dan bagi guru keberhasilan atau prestasi yang lebih baik yang telah dicapai oleh peserta didik adalah juga merupakan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah.
Dengan demikian prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, sebagaimana pendapat yang di kemukakan berikut :
"Prestasi adalah, hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)".
Pengertian lain tentang prestasi yaitu : "Bukti usaha yang dapat dicapai, atau prestasi adalah hasil yang dicapai pada suatu saat".
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa prestasi adalah sebagai hasil usaha atau bukti bahwa usaha yang dicapai peserta didik dalam belajar di sekolah atau setelah peserta didik tersebut mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru di sekolah, secara aktif.
Sejalan dengan penjelasan di atas, lebih lanjut di kemukakan tentang pengertian prestasi sebagai berikut : "Prestasi adalah, perubahan tingkah laku yang diharapkan pada murid setelah melakukan proses belajar mengajar".
Sedangkan menurut Suryantoro yang dimaksud dengan prestasi adalah :
"Menunjukkan hasil pekerjaan atau buah cipta atau upaya dan usaha mencapai hasil dari tujuan yang diinginkan".
Dengan demikian prestasi menunjukkan hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam upayanya untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mencapai hasil belajar yang lebih baik dari setiap bidang studi atau pelajaran yang diberikan guru
Berdasarkan pendapat di atas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa "Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah ia mengikuti dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru di sekolah.

I.          Prestasi Dalam Islam


         Sebagai panduan dasar keberislaman, secara tegas Al-Quran menerangkan hal tersebut, seperti dalam firman Allah Swt.: ”Bahwa yang diperoleh manusia hanya apa yang diusahakannya. Bahwa usahanya akan segera terlihat” (Q., 53: 39-40).
Inilah dasar etos kerja Islam, bahwa umat Islam mendekati Allah Swt. melalui kerja, dan karenanya agama Islam disebut sebagai agama etis (ethical religion), seperti firman Allah Swt., Barang siapa mengharapkan pertemuan dengan Tuhan, kerjakanlah amal kebaikan, dan dalam beribadat kepada Tuhan janganlah persekutukan dengan siapa pun (Q., 18: 110). Jadi dasarnya adalah pertama kerja, dan kedua keikhlasan. Di tempat lain urutannya bisa dibalik, tetapi kedua-duanya harus menyatu, tidak bisa dipisahkan.

         Banyak contoh kerja yang ditunjukkan oleh Rasulullah, misalnya beliau aktif sekali dalam memimpin perang, pemerintahan, dan sebagainya, hingga Allah Swt. berfirman kepada beliau, Katakanlah, ‘Wahai kaumku, kerjakanlah menurut kemampuanmu. Dan aku pun mengerjakan sesuai dengan bagianku’ (Q., 39: 39).







BAB III
LOKASI PENELITIAN
Panti Asuhan ini bernama Panti Guna Melati Asyiyah Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Masjid No. 806 Psr IX Bandar Khalifah Tembung. Panti Asuhan ini merupakan organisasi Aisyiyah yang berdiri pada tanggal 23 Agustus 2003. Panti ini berdiri beriringan dengan sekolah SLB yang di peruntukkan kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus. Selain itu juga ada sekolah MTS Aisyiyah dan MIS aisyiyah. Jadi antara panti dengan ketiga sekolah tersebut terdapat dalam satu komplek Aisyiyah.
Awal berdiri panti ini memiliki 30 anak yang terdiri dari Anak Terlantar, Yatim/Piatu, Ekonomi Lemah dan Anak Yang Berkebutuhan Khusus. Panti ini menyekolahkan anak-anak panti dari mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, biayanya ditanggung oleh panti hingga tamat. Saat masa liburan anak-anak panti akan diajarkan berbagai macam keterampilan seperti menjahit, menyulam, mengait, membuat kue dan tadabur alam.
Saat ini anak panti berjumlah kurang lebih 35 orang mulai dari SD hingga SMA. Dari tahun 2003 hingga tahun 2017 diperkirakan sudah lebih dari 200 orang menjadi alumni panti asuhan ini seiring bergantinya pengurus panti dari satu periode ke periode selanjutnya.













BAB IV
OBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini, kami meneliti anak-anak Panti Asuhan Aisyiyah mengenai motivasi belajar, yang kami interview sekitar 10 orang mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Beragam macam mereka mengatakan pendapatnya mengenai motivasi dalam belajar mulai dari faktor internal hingga faktor eksternal seperti ingin menggapai cita-cita, membahagiakan orang tua, tidak ingin miskin, dan lainnya. Demi semua itu mereka harus rela berpisah dari orang tua agar mendapat pendidikan seperti orang-orang  yang mampu dan untuk memperbaiki kehidupan di masa mendatang.
         

















BAB V
HASIL WAWANCARA
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan terhadap sepuluh anak panti, yaitu sebagai berikut pemamaparannya :

Fauziah Nur (SMA): “motivasi saya dalam belajar kak ingin mencapai cita-cita menjadi dosen dan membahagiakan orang tua, juga menjadi contoh untuk adik saya kak. Saya ingin kuliah di UIN-SU, Insya Allah setelah tamat kelas tiga aliyah ini”.

Nurul Huda (SMA): “motivasi saya kak ingin membahagiakan orang tua saya terutama ibu saya, saya ingin menjadi orang kaya dan memberangkatkan haji ibu saya ka. Motto hidup saya BE YOUR SELF”.

Kartini (SMA): “sebagai anak yang paling besar saya ingin menjadi contoh untuk adik saya kak, saya juga ingin membahagiakan hati orang tua dan mewujudkan cita-cita saya menjadi dokter. Amiin”

Fitri Sinulingga (SMP): “saya belajar dua jam sehari kak, tapi kalau lagi ujian biasanya 3-4 jam. Saya juara 1 di sekolah kak, saya ingin menjadi hakim dan membuat ibu saya bangga kak, motivasi saya dalam belajar saya ingin ibu saya senang dan berguna untuk orang lain di masa depan”.

Kartina Anggraini Nasution (SMA): “motivasi saya dalam belajar kak, yaitu saya membanyangkan hasil yang akan saya peroleh dari usaha saya, karna motto hidup saya HASIL TAK AKAN MENGHIANATI USAHA, juga untuk membahagiakan orang tua”

Siti Zulaiha (SMA): “motivasi saya dalam belajar kak, agar tidak bergantung kepada orang lain dan hidup saya lebih terarah”.

Heni Imelda (SMA): “motivasi saya belajar kak, seperti kata Imam Syafi’i JIKA KAU MENGELUH LELAHNYA BELAJAR MAKA KAU AKAN MENAGGUNG PEDIHNYA KEBODOHAN, saya juga ingin menggapai cita-cita saya yaitu pramugari”

Iqlima Hanif (SD): “motivasi saya dalam belajar, saya ingi menjadi orang pintar, punya teman yang banyak. Dan ingin membahagiakan orang tua di rumah”.

Siti Maimunah (SD): “cita-cita saya kak, mau jadi guru. Motivasi saya dalam belajar yaitu rajin pangkal pandai. Saya mau jadi orang pintar dan sukses, di masa depan”.

Khalisah Sadrina (SMP): “motivasi saya dalam belajar saya ingin meraih cita-cita saya. Cita-cita saya ingin menjadi dokter. Motto hidup saya kak RAIHLAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT, DAN APABILA ENGKAU JATUH, ENGKAU AKAN JATUH DIANTARA BINTANG-BINTANG”.

















BAB VI
PENUTUP
A.   Kesimpulan Wawancara

Anak Panti Asuhan Aisyiyah memiliki motivasi yang kuat dalam belajar, dan motivasi (dorongan) tersebut berasal dari hati yaitu ingin membahagiakan orang tua dan mengubah kehidupan. Karna mereka sadar melalui pendidikanlah semua keinginan mereka tercapai. Dari hasil penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa anak panti asuhan aisyiyah ini memiliki motivasi besar serta pandangan yang luas dalam menentukan kehidupan masa depannya. Semoga apa yang mereka harapkan dapat tercapai dan dipermudah segala urusannya. Amiin