BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak anak Indonesia yang kurang
mampu dalam ekonomi, yang membuat mereka harus putus sekolah dan mencari rezeki
dengan cara-cara mereka seperti pengamen, berjualan keliling, maupun meminta-minta,
terlebih lagi apabila motivasi mereka rendah dalam belajar membuat mereka
menyerah untuk berjuang dan harus melanjutkan pekerjaan mereka yang bisa
dikatakan bekerja dalam usia tidak produktif/cukup umur namun demi menyambung
hidup harus tetap mereka lakukan.
Beruntung anak-anak yang di masukkan
orang tua/wali mereka ke panti, karena mereka sadar pendidikan merubah
kehidupan mereka di masa depan. Motivasi mereka untuk sekolah ternyata juga
tinggi dan mereka bersyukur dalam kesempatan ini sehingga mereka rajin belajar.
Adapun motivasi yang kuat dalam diri mereka adalah untuk membahagiakan orang
tua mereka dan mencapai cita-cita mereka.
Latar belakang kami untuk melakukan
penelitian ini adalah rasa keingintahuan kami terhadap motivasi anak indonesia
dalam belajar dan meraih cita-cita terutama kepada anak-anak yang berada dalam
panti asuhan yang tergolong anak-anak yang lemah ekonominya, tersangkut masalah
sosial, dan anak-anak yang kehilangan salah satu/kedua orang tuanya. Serta anak
terlantar yang tidak di ketahui anggota keluarganya. Apakah mereka masih
memiliki motivasi atau hanya menyerah dengan keadaan sekarang.
B.
Fokus Masalah
Dalam
penelitian ini, maka fokus masalah kami adalah mengenai motivasi dalam belajar,
apa yang memotivasi diri anak-anak panti asyiyah serta cita-cita mereka.
Bagaimana mereka mengatur jadwal belajar sehari-hari dan motto hidup mereka.
C.
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, maka fokus masalah kami adalah
1.
Pengertian
Motivasi
2.
Pengertian
Motivasi Menurut Para Ahli
3.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Motivasi
4.
Motivasi
Dalam Pandangan Islam
5.
Pengertian
Belajar
6.
Pengertian
Belajar Menurut Ahli
7.
Belajar
Dalam Pandangan Islam
8.
Pengertian
Prestasi
9.
Prestasi
Dalam Islam
D.
Tujuan Masalah
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1.
Mengetahui
Pengertian Motivasi
2.
Mengetahui
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
3.
Mengetahui
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
4.
Mengetahui
Motivasi Dalam Pandangan Islam
5.
Mengetahui
Pengertian Belajar
6.
Mengetahui
Pengertian Belajar Menurut Ahli
7.
Mengetahui
Belajar Dalam Pandangan Islam
8.
Mengetahui
Pengertian Prestasi
9.
Mengetahui
Prestasi Dalam Islam
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Motivasi
Secara umum definisi atau pengertian
motivasi dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau pendorong, dengan tujuan sebenarnya
tersebut yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan
atau mencapai apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Adapun
istilah dalam pengertian Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation.
Namun perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa
Melayu yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong
seseorang dalam melakukan sesuatu. Secara ringkas, Selain itu, Pengertian Motivasi
merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala
perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau bertindak
sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan.
B.
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
- Menurut Hamalik (1992:173), Pengertian Motivasi merupakan
perubahan energy dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
- Menurut Sardiman (2006:73), Pengertian Motivasi merupakan
perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
- Menurut Mulyasa (2003:112), Pengertian Motivasi merupakan
tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu
tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi
yang tinggi.
- Menurut Victor H. Vroom, motivasi ialah sebuah akibat dari suatu hasil
yang ingin diraih atau dicapai oleh seseorang dan sebuah perkiraan bahwa apa
yang dilakukannya akan mengarah pada hasil yang diinginkannya.
- Robbins dan Judge, motivasi ialah suatu proses yang
menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan individu agar dapat mencapai tujuannya.
Dari pengertian maupun definisi motivasi
para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau
kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu
atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
C.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses batin atau
proses psikologis dalamdiri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Intern (Internal) berasal dari dalam diri individu
1. Faktor Intern (Internal) berasal dari dalam diri individu
- Pembawaan individu
- Tingkat pendidikan
- Pengalaman masa lampau
- Keinginan atau harapan masa depan.
2. FaktorEkstern (Eksternal) yang
berasal dari luar diri individu
- Lingkungan kerja
- Pemimpin dan kepemimpinan nya
- Tuntutan perkembangan organisasi
atau tugas
- Dorongan atau bimbingan atasan
D.
Motivasi Dalam Pandangan Islam
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu
kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d: 11)
Dari ayat di atas kita bias mengambil kesimpulan bahwa ternyata motivasi yang
paling kuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sangat berpengaruh dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tindak-tanduknya.
Ada beberapa peran motivasi dalam kehidupan
manusia sangat banyak, diantaranya:
- Motivasi sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu,
sehingga menjadi unsure penting dan tingkah laku atau tindakan manusia.
- Motivasi bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan
- Motivasi berpungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal
benar atau salah sehingga bias dilihat kebenarannya dan kesalahanya
- Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan
yang akan dilakukan oleh manusia baik atau buruk. Jadi motivasi itu berfungsi
sebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusia dalam kehidupanya.
E.
Pengertian Belajar
Dalam konteks
pendidikan, hamper semua aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas belajar.
Para Pakar psikologi saling berbeda dalam menjelaskan mengenai cara atau aktivitas
belajar itu berlangsung. Akan tetapi dari beberapa penyelidikan dapat ditandai,
bahwa belajar yang sukses selalu diikuti oleh kemajuan tertentu yang terbentuk dari
pola piker dan berbuat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar
ialah untuk memperoleh kesuksesan dalam pengembangan potensi-potensi seseorang.
Beberapa aspek psikologis aktivitas belajar itu misalnya:motivasi, penguasaan keterampilan
dan ilmu pengetahuan, pengembangan kejiwaan dan seterusnya.
F. Pengertian Belajar Menurut Ahli
Sumadi Suryabrata (1983:5)
menjelaskan pengertian belajar dengan mengidentifikasikan ciri-ciri yang
disebut belajar, yaitu: “Belajar adalah aktivitas yang dihasilkan perubahan
pada diri individu yang belajar( dalam arti behavioral changes) baik aktual
maupun potensial; perubahan itu pada pokoknya adalah diperolehnya kemampuanbaru,
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama; perubahan itu terjadi karena usaha”.
Menurut Begge (1982:1-2), belajar adalah
suatu perubahan yang berlangsung dalam kehidupan individu sebagai upaya perubahan
dalam pandangan, sikap, pemahaman atau motivasi dan bahkan kombinasi dari semuanya.
Belajar selalu menunjukkan perubahan
sistematis dalam tingkahlaku yang terjadi sebagai konsekwensi pengaalaman dalam
situasi khusus.
Menurut Bloom (1979), bahwa belajar itu
mencakup tiga ruang lingkup, yaitu cognitivedomain yang berkaitan dengan
pengetahuan hapalan dan pengembangan intelektual, affective domain, yang
berkaitan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan apresiasi dan penyesuaian,
psychomotor domain, yang berkaitan dengan prilaku yang menuntut koordinasi
syaraf.
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulkan oleh lainnya
Jadi dapat dikatakan banwa Belajar
adalah serangkaian aktivitas manusia yang menyangkut: pemahaman, pendengaran
dan peniruan untuk memperoleh suatu pengalaman atau ilmu baru. Lingkup belajar
mencakup : kognisi, afeksi dan psikomotor.
G. Belajar Dalam Pandangan Islam
Rasulullah SAW bersabda: “Mencari
ilmu (belajar) wajib hukumnya bagi setiap orang Islam”. Dan pada kesempatan
lain beliau pun pernah menganjurkan, agar manusia mencari ilmu meski berada di
negeri orang (Cina) sekalipun; meski dari manapun datangnya.
Hadis tentang belajar dan yang terkait dengan
pencarian ilmu banyak disebut dalam al-Hadis, demikian juga dalam
Al-Qur’an al-Karim. Hal ini merupakan indikasi, bahwa betapa belajar dan
mencari ilmu itu sangat penting artinya bagi umat manusia.
Dengan belajar manusia dapat mengerti akan
dirinya, lingkungannya dan juga Tuhan-nya. Dengan belajar pula manusia mempu
menciptakan kreasi unik dan spektakuler yang berupa teknologi.
Belajar dalam pandangan Islam
memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap saat manusia tak
pernah lepas dari aktivitas belajar. Keunggulan suatu umat manusia atau bangsa
juga akan sangat tergantung kepada seberapa banyak mereka menggunakan rasio,
anugerah Tuhan untuk belajar dan memahami ayat-ayat Allah SWT. Hingga dalam
al-Qur’an dinyatakan Tuhan akan mengangkat derajat orang yang berilmu ke
derajat yang luhur (lihat : Qs. Al- Mujadilah : 11).
Dalam Islam, belajar adalah
serangkaian aktivitas manusia yang menyangkut tiga ranah di atas (kognisi,
afeksi dan psikomotor) berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam Islam,
belajar merupakan kewajiban setiap muslim ( baik laki-laki maupun perempuan).
Dan hasil dari belajar (ilmu), harus diamalkan baik untuk diri sendiri maupun
bagi orang lain. Pengalaman ilmu harus dilandasi dengan iman dan nilai-nilai
moral. Oleh sebab itu, dalam konsep Islam, belajar memiliki dimensi tauhid,
yaitu dimensi dialektika horizontal maupun ketundukan vertikal.
H. Pengertian Prestasi
Dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, setiap peserta didik selalu mengharapkan pencapaian prestasi atau
hasil belajar yang lebih baik sebagai bukti usahanya setelah ia mengikuti dan
melaksanakan kegiatan belajar yang telah diberikan oleh guru. Dan bagi guru
keberhasilan atau prestasi yang lebih baik yang telah dicapai oleh peserta
didik adalah juga merupakan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas mengajar
di sekolah.
Dengan demikian prestasi merupakan
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, sebagaimana pendapat yang di
kemukakan berikut :
"Prestasi adalah, hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)".
Pengertian lain tentang prestasi
yaitu : "Bukti usaha yang dapat dicapai, atau prestasi adalah hasil yang
dicapai pada suatu saat".
Dari pengertian di atas, dapat
dikatakan bahwa prestasi adalah sebagai hasil usaha atau bukti bahwa usaha yang
dicapai peserta didik dalam belajar di sekolah atau setelah peserta didik
tersebut mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru di
sekolah, secara aktif.
Sejalan dengan penjelasan di atas,
lebih lanjut di kemukakan tentang pengertian prestasi sebagai berikut :
"Prestasi adalah, perubahan tingkah laku yang diharapkan pada murid
setelah melakukan proses belajar mengajar".
Sedangkan menurut Suryantoro yang
dimaksud dengan prestasi adalah :
"Menunjukkan hasil pekerjaan
atau buah cipta atau upaya dan usaha mencapai hasil dari tujuan yang
diinginkan".
Dengan demikian prestasi menunjukkan
hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam upayanya untuk mencapai tujuan
yang diinginkan yaitu mencapai hasil belajar yang lebih baik dari setiap bidang
studi atau pelajaran yang diberikan guru
Berdasarkan pendapat di atas,
selanjutnya dapat disimpulkan bahwa "Prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik setelah ia mengikuti dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yang diberikan oleh guru di sekolah.
I.
Prestasi
Dalam Islam
Sebagai panduan dasar keberislaman, secara tegas Al-Quran menerangkan hal tersebut, seperti dalam firman Allah Swt.: ”Bahwa yang diperoleh manusia hanya apa yang diusahakannya. Bahwa usahanya akan segera terlihat” (Q., 53: 39-40).
Inilah dasar etos kerja Islam, bahwa umat Islam mendekati Allah
Swt. melalui kerja, dan karenanya agama Islam disebut sebagai agama etis (ethical
religion), seperti firman Allah Swt., Barang siapa mengharapkan pertemuan
dengan Tuhan, kerjakanlah amal kebaikan, dan dalam beribadat kepada Tuhan
janganlah persekutukan dengan siapa pun (Q., 18: 110). Jadi dasarnya adalah
pertama kerja, dan kedua keikhlasan. Di tempat lain urutannya bisa dibalik,
tetapi kedua-duanya harus menyatu, tidak bisa dipisahkan.
Banyak contoh kerja yang ditunjukkan oleh Rasulullah, misalnya beliau aktif sekali dalam memimpin perang, pemerintahan, dan sebagainya, hingga Allah Swt. berfirman kepada beliau, Katakanlah, ‘Wahai kaumku, kerjakanlah menurut kemampuanmu. Dan aku pun mengerjakan sesuai dengan bagianku’ (Q., 39: 39).
BAB III
LOKASI PENELITIAN
Panti Asuhan ini bernama Panti Guna Melati Asyiyah Sumatera Utara
yang beralamat di Jl. Masjid No. 806 Psr IX Bandar Khalifah Tembung. Panti
Asuhan ini merupakan organisasi Aisyiyah yang berdiri pada tanggal 23 Agustus
2003. Panti ini berdiri beriringan dengan sekolah SLB yang di peruntukkan
kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus. Selain itu juga ada sekolah MTS
Aisyiyah dan MIS aisyiyah. Jadi antara panti dengan ketiga sekolah tersebut
terdapat dalam satu komplek Aisyiyah.
Awal berdiri panti ini memiliki 30 anak yang terdiri dari Anak
Terlantar, Yatim/Piatu, Ekonomi Lemah dan Anak Yang Berkebutuhan Khusus. Panti
ini menyekolahkan anak-anak panti dari mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas, biayanya ditanggung oleh panti hingga tamat. Saat masa liburan
anak-anak panti akan diajarkan berbagai macam keterampilan seperti menjahit,
menyulam, mengait, membuat kue dan tadabur alam.
Saat ini anak panti berjumlah kurang lebih 35 orang mulai dari SD
hingga SMA. Dari tahun 2003 hingga tahun 2017 diperkirakan sudah lebih dari 200
orang menjadi alumni panti asuhan ini seiring bergantinya pengurus panti dari
satu periode ke periode selanjutnya.
BAB IV
OBJEK
PENELITIAN
Dalam penelitian ini, kami meneliti anak-anak Panti Asuhan Aisyiyah
mengenai motivasi belajar, yang kami interview sekitar 10 orang mulai dari
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Beragam macam mereka mengatakan
pendapatnya mengenai motivasi dalam belajar mulai dari faktor internal hingga
faktor eksternal seperti ingin menggapai cita-cita, membahagiakan orang tua,
tidak ingin miskin, dan lainnya. Demi semua itu mereka harus rela berpisah dari
orang tua agar mendapat pendidikan seperti orang-orang yang mampu dan untuk memperbaiki kehidupan di
masa mendatang.
BAB V
HASIL
WAWANCARA
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan terhadap sepuluh anak
panti, yaitu sebagai berikut pemamaparannya :
Fauziah Nur (SMA): “motivasi saya dalam belajar kak ingin
mencapai cita-cita menjadi dosen dan membahagiakan orang tua, juga menjadi
contoh untuk adik saya kak. Saya ingin kuliah di UIN-SU, Insya Allah setelah
tamat kelas tiga aliyah ini”.
Nurul Huda (SMA): “motivasi saya kak ingin membahagiakan orang
tua saya terutama ibu saya, saya ingin menjadi orang kaya dan memberangkatkan
haji ibu saya ka. Motto hidup saya BE YOUR SELF”.
Kartini (SMA): “sebagai anak yang paling besar saya ingin
menjadi contoh untuk adik saya kak, saya juga ingin membahagiakan hati orang
tua dan mewujudkan cita-cita saya menjadi dokter. Amiin”
Fitri Sinulingga (SMP): “saya belajar dua jam sehari kak, tapi
kalau lagi ujian biasanya 3-4 jam. Saya juara 1 di sekolah kak, saya ingin
menjadi hakim dan membuat ibu saya bangga kak, motivasi saya dalam belajar saya
ingin ibu saya senang dan berguna untuk orang lain di masa depan”.
Kartina Anggraini Nasution (SMA): “motivasi saya dalam belajar
kak, yaitu saya membanyangkan hasil yang akan saya peroleh dari usaha saya,
karna motto hidup saya HASIL TAK AKAN MENGHIANATI USAHA, juga untuk
membahagiakan orang tua”
Siti Zulaiha (SMA): “motivasi saya dalam belajar kak, agar tidak
bergantung kepada orang lain dan hidup saya lebih terarah”.
Heni Imelda (SMA): “motivasi saya belajar kak, seperti kata Imam
Syafi’i JIKA KAU MENGELUH LELAHNYA BELAJAR MAKA KAU AKAN MENAGGUNG PEDIHNYA
KEBODOHAN, saya juga ingin menggapai cita-cita saya yaitu pramugari”
Iqlima Hanif (SD): “motivasi saya dalam belajar, saya ingi
menjadi orang pintar, punya teman yang banyak. Dan ingin membahagiakan orang
tua di rumah”.
Siti Maimunah (SD): “cita-cita saya kak, mau jadi guru. Motivasi
saya dalam belajar yaitu rajin pangkal pandai. Saya mau jadi orang pintar dan
sukses, di masa depan”.
Khalisah Sadrina (SMP): “motivasi saya dalam belajar saya ingin
meraih cita-cita saya. Cita-cita saya ingin menjadi dokter. Motto hidup saya
kak RAIHLAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT, DAN APABILA ENGKAU JATUH, ENGKAU AKAN
JATUH DIANTARA BINTANG-BINTANG”.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan Wawancara
Anak
Panti Asuhan Aisyiyah memiliki motivasi yang kuat dalam belajar, dan motivasi
(dorongan) tersebut berasal dari hati yaitu ingin membahagiakan orang tua dan
mengubah kehidupan. Karna mereka sadar melalui pendidikanlah semua keinginan
mereka tercapai. Dari hasil penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa anak panti
asuhan aisyiyah ini memiliki motivasi besar serta pandangan yang luas dalam
menentukan kehidupan masa depannya. Semoga apa yang mereka harapkan dapat
tercapai dan dipermudah segala urusannya. Amiin