Sabtu, 18 Oktober 2025

IMPLIKASI PEMBELAJARAN TERPADU

 

IMPLIKASI PEMBELAJARAN TERPADU

 

KATA PENGANTAR

Segala puji  dan syukur bagi Allah atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, karena penyusun dapat menyelesaikan makalah “Implikasi Pembelajaran Terpadu” ini dengan lancar dan tuntas. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga serta umat islam yang senantiasa mengikuti beliau sampai hari kiamat.

Dalam makalah ini akan dibahas, implikasi pembelajaran terpadu terhadap guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar dan media, pengaturan ruang, serta pemilihan metode.  Makalah yang disusun ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami segenap penyusun menerima saran maupun kritikan dari berbagai pihak, baik dosen, maupun rekan – rekan mahasiswa. Saya segenap penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak, terutama kepada dosen mata kuliah Perubahan Sosial Budaya. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.

 

 

 

 

 

 

 

Medan, 2 April 2018

Penyusun 

 

 

 

Kelompok 3

 

 

 

 

DAFTAR  ISI

 

HALAMAN JUDUL .......................................................................................       i

KATA PENGANTAR ....................................................................................      2

HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................      3

BAB I    :   PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................................      4

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................      4

 1.3. Tujuan Pembahasan ....................................................................................      4

 

BAB II   :  PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembelajaran Terpadu...................................................................      5

2.2 Implikasi Pembelajaran Terpadu ..................................................................      5

2.2.1 Implikasi Terhadap Guru.......................................................................      5

2.2.2 Implikasi Terhadap Peserta Didik.........................................................      7

2.2.3 Implilasi Terhadap Bahan Pembelajaran ..............................................      8

2.2.4 Implikasi Terhadap Sarana, Prasarna, dan Media.................................      9

2.2.5 Implikasi Terhadap Pengaturan Ruangan..............................................      10

2.2.6 Implikasi Terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran...........................      11

 

BAB III :  PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................      13

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Sesuatu yang baru atau merupakan inovasi tentu tidak mudah untuk dilaksanakan, karena memerlukan penyesuaian diri dan kemauan untuk beradaptasi. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu biasa dilakukan jenjang pendidikan usia dini, namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMP/MTs dan SMA/MA. Hasil uji coba menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan pada jenjang tersebut. Pembelajaran terpadu merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan, implikasi yang terjadi adalah: guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar dan media, pengaturan ruang, serta pemilihan metode.

1.2 Rumusan Masalah

      A.     Bagaimana Implikasi terhadap guru dan peserta didik?

       B.     Bagaimana Implikasi terhadap sarana, dan Prasarana?

       C.     Apa Implikasi terhadap sumber belajar dan media?

      D.     Apa saja Implikasi terhadap pengaturan ruang?

       E.     Apa saja Implikasi terhadap pemilihan metode?

1.3. Tujuan

      A.     Untuk mengetahui tentang pengertian Implikasi pembelajaran terpadu.

       B.     Untuk mengetahui tentang Implikasi terhadap guru dan peserta didik.

       C.     Untuk mengetahui tentang sarana, dan Prasarana.

       D.     Untuk mengetahui tentang Implikasi terhadap sumber belajar dan media.

        E.     Untuk mengetahui tentang Implikasi terhadap pengaturan ruang.

        F.     Untuk mengetahui tentang Implikasi terhadap pemilihan metode.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembelajaran Terpadu

Menurut Resmini, Novi, dkk, Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.

Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

2.2 Implikasi Pembelajaran Terpadu

            Dalam implementasi pembelajaran terpadu mempunyai berbagai implikasi terhadap beberapa hal mencakup guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar dan media, pengaturan ruang dan pemilihan metode (Rusydi dan Abdillah, 2018: 20).

2.2.1 Implikasi Terhadap Guru

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang harus digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di SD/MI. Oleh karena itu, guru perlu mempelajarinya terlebih dahulu sehingga memperoleh pemahaman baik secara konseptual maupun praktikal.

Pembelajaran terpadu memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. (Sudrajat, 2008:5)

            Menurut Rusydi dan Abdillah dalam buku Pembelajaran Terpadu criteria gutu yang dibutuhkan dalam pembelajaranterpadu ada 4, yaitu:

a. Guru yang kreatif.

            Guru yang kreatif artinya guru yang mampu menjabarkan pembelajaran dalam berbagai bentuk, apakah belajar di dalam kelas, di luar kelas, maupun ditempat lain yang memang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Guru yang adaptif.

            Artinya guru yang dapat mengadaptasi sebagai model pembelajaran dan menyesuaikannya dengan keadaan peserta didik, keadaan sarana dan fasilitas yang tersedia. Melalui cara tersebut, pembelajaran akan terus berlangsung dengan tidak menjadikan alasan kekurangan akan sarana, fasilitas maupun sumber belajar.

c. Guru yang akomodatif.

Artinya guru  yang mampu mengayomi peserta didik dari segala macam karakter dan kemampuan. Kemampuan guru menerima perbedaan yang heterogen, peserta didik dengan segala tingkah lakunya akan menuntut guru yang sabar, ulet dan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik.

d. Di samping kemampuan di atas, tentunya guru dengan kualifikasi standar tetap menjadi criteria utama, seperti guru yang memili wawasan kependidilkan, psikologi peserta didik, pembelajaram yang lain sebagainya.

 

            Menurut Trianto yang terdapat dalam buku Rusydi dan Abdillah terdapat dua cara dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam hal keterkaitan dengan guru. Dalam hal ini yang dimaksud adalah team teaching dan guru tunggal.

1. Team Teachimg

   Adalah pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari seorang guru. Untuk melaksanakan pembelajran terpadu dengan menggunakan metode team teaching maka beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah:

1). Melakukan penelaahan untuk memastikan beeberapa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai dalam satu topik pembelajaran.

2) Setiap guru bertanggung jawab atas tercapainya kompetensi dasar yang termasuk dalam standar kompetensi yang dikuasaunya.

3) Dengan scenario pembelajaran dengan melibatkan semua guru yang termasuk ke dalam topik yang bersangkutan, sehingga setiap anggota memahami apa yang harus dikerjakan dalam pembelajaran tersebut.

4) Sebaiknya dilakukan stimulasi terlebih dahulu jika pembelajaran dengan sistem ini merupakan hal yang baru, sehingga tidak terjadi kekakuan di dalam kelas.

5) Evalusi dan remedial menjadi tanggung jawab masing-masing guru sesuai dengan standar kompetensi dasar, sehingga akumulasi nilai

2. Guru Tunggal

Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: (1) bidang kajian menjadi satu mata pelajaran, (2) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain, dan (3) oleh karena tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak akan muncul.

Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam pembelajaran terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni: (1) oleh karena mata pelajaran terpadu merupakan hal yang baru, sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap berbagai bidang studi tersebut, (2) seorang guru bidang studi tertentu tidak menguasai secara mendalam tentang bidang studi lainnya sehingga dalam pembelajaran terpadu akan didominasi oleh bidang studi yang dikuasainya saja, serta (3) jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna (Blogspot Rudy).

 

2.2.2 Implikasi Terhadap Peserta Didik

            Menurut Sudrajat ada dua implikasi pembelajaran terpadu terhadap peserta didik, (a) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya; dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, (b) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

            Pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan hal hal sebagai berikut:

a. kegiatan peserta didik akan seimbang, antara pengalaman kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Kegiatan dan pengalaman peserta didik tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas.

c. Kegiatan peserta didik tidak banyak melakukan pembelajaran dengan sendiri atau belajar individual akan tetapi bervariasiamnatar belajar sendiri, belajar berpangan atau berkelompok (Rusydi dan Abdillah. 2018: 24).

2.2.3 Implikasi Terhadap Bahan Pembelajaran

Menurut Blogspot Rudy, Bahan ajar memiliki peran yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran terpadu. Oleh karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu.

Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam pembelajaran terpadu dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar seperti: lingkungan alam, lingkungan sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan menyusun materi perlu mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan mengembangkan silabus. Pencarian informasi ini, sebenarnya dapat pula memanfaatkan perangkat teknologi informasi mutakhir seperti multimedia dan internet. Aktivitas peserta didik dalam penugasan dapat menjadi nilai tambah yang menguntungkan.

Bahan yang akan digunakan dapat berbentuk buku sumber utama maupun buku penunjang lainnya. Di samping itu, bahan bacaan penunjang seperti jurnal, hasil penelitian, majalah, koran, brosur, serta alat pembelajaran yang terkait dengan indikator dan Kompetensi Dasar ditetapkan. Sebagai bahan penunjang, dapat juga digunakan disket, kaset, atau CD yang berkaitan dengan bahan yang akan dipadukan. Guru, dalam hal ini, dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan.

Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya dipilah, dikelompokkan, dan disusun ke dalam indikator dari Kompetensi Dasar. Setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru selanjutnya perlu mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.

2.2.4 Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana, dan Media

Sarana adalah alat yang secara langsung dapat mendudkung tercapainya tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboraturium dan sebagainya sedangkan prasarana adalah alat yang secara tidak langsung dapat mendukung tercapainya tujuab seperti lokasi/tempat, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. (Rusydi dan Abdillah, 2018:26).

Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). Agar berbagai sumber belajar ini dapat dikelola dengan baik, masing-masing sekolah atau rayon sekolah, dapat mendirikan suatu pusat sumber belajar (learning resources center) yang merupakan suatu tempat yang dirancang secara khusus untuk melaksanakan aktivitas terorganisir dalam mendisain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, mengevaluasi, dan meneliti berbagai sumber yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penerapan pembelajaran tematik.

Pembelajaran yang bervariasi, dengan menggunakan berbagai media akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak, dan media tersebut dapat digunakan dalam kegiatan belajar sebagai pengganti dari objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat, obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil. Penggunaan media ini dapat divariasikan ke dalam penggunaan media visual, media audio, dan media audio-visual. (Blogspot Ide Guru)

Menurut Sudrajat: (a) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. (b) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). (c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.

2.2.5 Implikasi Terhadap Pengaturan Ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik, perlu dilakukan pengaturan ruang kelas agar terjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Pengaturan ruang kelas tersebut meliputi pengaturan meja, kursi, lemari, perabotan kelas, alat, media, atau sumber belajar lainnya yang ada di kelas, diatur dengan fleksibel atau mudah diubah-ubah disesuaikan dengan tuntutan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

a. Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.

b. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

c. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

d. Pengelompokan peserta didik dapat dilakukan secara individual, beruda secara berpangan, kelompok kecil tiga orang, atau kelompok besar. Semuanya dikembangkan dengan tujuan agar peserta didik dapat berkembang karena perubahan pengelompokkan.

2.2.6 Implikasi Terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran

            Dalam pendidikan dan pembelajaran kata metode digunakan untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan peserta didik belajar. Metode dapat pula dianggap sebagai cara atau sebagai alat yang menjadikannya mengajar menjadi efektif.

            Metode pembelajaran adalah cara-cara yang diambil oleh guru dalam menyajikan materi ajar kepada peserta didik-peserta didik. Cara-cara yang diambil tersebut dengan menggunakan caa yang terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran efektif.

Pemilihan metode yang diterapkan dalam pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:

a. Apakah guru menguasai metode yang akan digunakan, paling tidak tahu bagaimana melakukannya walaupun menggunakan buku manual.

b. Apakah metode tersebut dapat dilakukan di sekolah, misalnya pertimbangan waktu, biaya, keterlibatan berbagai pihak.

c. Apakah metode itu memang mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.

d. Apakah metode tersebut lebih efektif dibandingkan dengan metode yang lain yang mungkin lebih simple dan mudah dilakukakan. Tidak ada metode yang paling baik, yang paling baik adalah yang dapat dilakukakan oleh guru dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (Rusydi dan Abdillah, 2018: 32-34).

Menurut Sudrajat implikasinya ialah sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap

 

                                                                             BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran terpadu merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan, implikasi yang terjadi adalah: guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar dan media, pengaturan ruang, serta pemilihan metode.

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.

Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran.

Pengaturan ruang kelas tersebut meliputi pengaturan meja, kursi, lemari, perabotan kelas, alat, media, atau sumber belajar lainnya yang ada di kelas, diatur dengan fleksibel atau mudah diubah-ubah disesuaikan dengan tuntutan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Begitu pula dengan implikasi lainnya yang sangat penting dalam pembelajaran terpadu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Resmini, Novi, dkk. 1996. Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran Terpadu. Malang: IKIP Malang

Sudrajat. 2008. Pembelajaran Tematik. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusydi dan Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu. Medan: LPPPI.

https://ideguru.wordpress.com/2010/04/06/implikasi-pembelajaran-tematik/ (Diakses 29 Maret 2018 13:26)

http://rudy-unesa.blogspot.co.id/2011/01/implikasi-pembelajaran-terpadu.html?m=1 (Diakses 29 Maret 2018 13:40)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar