TEKNIK DAN ALAT
PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Peneleitian Tindakan Kelas)
Dosen Penggampu: Zainal Abidin, M. Pd. I
Disusun Oleh:
Kelompok 5:
Annisa Dinda Hasanah
HRP (0309162073)
Imam Khatami (0309163066)
Nuraina Panjaitan (0309162029)
Siti Aminah (0309162046)
Indriani Safitri (
0309162045)
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2018/2019
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................ iii
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Teknik dan Alat Pengumpulan Data.................................................. 3
2.2 Macam-Macam
Pengumpulan Data .................................................................... 4
2.2.1 Observasi.................................................................................................... 4
2.2.2 Wawancara................................................................................................. 7
2.2.3 Angket atau Kuesioner............................................................................... 7
2.2.4 Pedoman Pengkajian Data Dokumen......................................................... 9
2.2.5 Tes............................................................................................................... 9
2.2.6 Rekaman foto, Slide, Tape, dan Video...................................................... 9
2.2.7 Catatan Harian............................................................................................ 10
2.2.8 Catatan Lapangan....................................................................................... 10
2.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data.................................................................... 10
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... ........... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
Creswell menyatakan bahwa penelitian tindakan secara
metodologis termasuk pada gabungan kualitatif-kuantitatif. Creswell menyebutnya
combined-design untuk membedakannya dengan mixed-method. Seperti penelitian metode
campuran (mixed method), penelitian
tindakan sering kali menggunakan data kalitatif dan kuantitatif, tetapi ada
perbedaan antara keduanya. Pada mixed-method,
penelitian focus pada deskripsi, sedangkan penelitian tindakan focus pada
upaya menyelesaikan peningkatan mutu pranata social masyarakat. [1]
Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu
penelitian adalah dengan menggunakan instrument. Instrument memegang peranan
yang sangat strategis dan penting dalam menentukan kualitas suatu pendidikan,
karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh
mutu atau keliru, artinya tidak mengukur substansi atau isi dari masalah atau
topic penelitian, akan menghasilkan data atau informasi yang salah atau keliru
dan akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan yang salah juga.[2]
Teknik pengumpul data merupakan cara yang ditempuh peneliti
untuk mengumpulkan data dengan alat yang cocok untuk digunakan dalam
penelitian. Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan harus disesuaikan
dengan teknik pengumpul data. Misalnya teknik observasi langsung dengan alatnya
pedoman observasi, teknik komunikasi langsung dengan alatnya panduan wawancara,
teknik komunikasi tidak langsung dengan alatnya angket, teknik pengukuran
dengan alatnya tes, teknik studi dokumenter dengan alatnya dokumen.
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas berfungsi sebagai landasan
refleksi. Selain itu, data yang terkumpul sebagai perwakilan dari tindakan,
artinya bahwa data tersebut memungkinkan peneliti merekomendasikan tindakan
terkait, tidak hanya mengingat kembali. Oleh sebab itu pengumpulan data bukan
hanya keperluan hipotesis, melainkan sebagai alat membukukan hasil pengamatan
dan menghubungkan antara momen-momen tindakan dan refleksi dalam putaran penelitian
tindakan.[3]
2.2 Macam-Macam Pengumpulan Data
Menurut Kunandar ada delapan
macam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket atau kuesioner,
pedoman pengkajian data dokumen, tes, rekaman foto, slide, tape, dan video,
catatan harian, serta catatan lapangan.
2.2.1
Pengumpulan Data Melalui Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
observasi, diantaranya:
• Memperhatikan
fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik yang umum maupun yang
khusus. Kegiatan yang umum maksudnya yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam
kelas harus diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan.
Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi tersebut hanya
memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di dalam kelas, seperti kegiatan
tertentu atau praktik pembelajaran tertentu.
•
Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan
ukuranukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.
A. Langkah-langkah
Observasi
Dalam
melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang harus ditempuh,
antara lain :
a)
Pertemuan
Perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu
diadakan pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan
menyamakan persepsi antara observer
(pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan
diamati.
b)
Observasi Kelas
Dalam fase ini, observer mengamati
proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi
pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi
di dalam kelas.
c)
Diskusi Balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti
bersama dengan pengamat mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan
catatan lapangan dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini
harus dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually supportive) serta
didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi.
B. Jenis-Jenis Observasi
Observasi
terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika dilihat dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
observasi berperan serta/ aktif (participant observation) dan observasi non
partisipan/ pasif (non-participant observation), sedangkan jika dilihat dari
segi instrument yang digunakan observasi dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur. Selain itu ada pula jenis observasi yang
lain diantaranya observasi terbuka, observasi terfokus, dan observasi
sistematik. Masing-masing jenis observasi tersebut akan diuraikan sebagai
berikut :
a) Observasi Partisipan
(Participant Observation)
Dalam
observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap
dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya. Sebagai guru,
peneliti hendaknya mencatat hasil pengamatannya secara sistematis.
b) Observasi
Non-partisipan (Non-participant Observation)
Didalam
jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung, peneliti hanya
mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang perilaku objek yang diteliti. Pengumpulan data dengan
observasi ini tidak akan mendapatkan data yang akurat karena peniliti tidak
mengalami secara langsung apa yang dirasakan oleh objek penelitiannya.
Contohnya, seorang guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang
mengajar (bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi
di dalam kelas tersebut.
c) Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan
dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
mengetahui dengan pasti variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini adalah contoh bagan observasi
terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti sedang menghitung berapa jumlah
siswa yang bersedia menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk (sukarela), dengan
ditunjuk (tidak sukarela), selain itu juga dinilai secara kualitatif apakan
jawaban yang diberikan siswa benar, salah, atau bahkan tidak menjawab
pertanyaan yang diajukan (di luar sasaran).
d) Observasi Tidak
Terstruktur
Adalah
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa
yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunaklan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa
rambu-rambu pengamatan.
e) Observasi Terbuka
Merupakan
teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat segala sesuatu yang
terjadi di dalam kelas. Misalnya ketika melakukan tanya jawab dengan siswa,
segala sesuatu yang terjadi ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru
sebagai bahan observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat
kesimpulan.
f) Observasi Terfokus,
dilakukan apabila peneliti ingin mencari data dengan menfokuskan masalah yang
akan ditelitinya, misalnya peneliti ingin mengumpulkan data tentang pola
interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya guru.
g) Observasi Sistematik,
observasi ini cenderung menggunakan skala yang pada dasarnya adalah hasil
pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan
menggunakan skala akan sangat menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang
akan mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.
2.2.2
Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah percakapan yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh iinformasi dari terwawancara,
narasumber atau informan. Ada
beberapa jenis atau bentuk wawancara, diantaranya:
o
Wawancara
terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan
bahan wawancara/pertanyaan.
o
Wawancara semi
terstruktur adalah bentuk wawancara yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
tetapi memberikan keleluasaan untuk tidak langsung terfokus kepada bahasan atau
mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara itu berlangsung.
o
Wawancara tidak
terstruktur ialah bentuk wawancara dimana prakarsauntuk memilih topik bahasan
diambil oleh orangyang diwawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung,
pewawancara dapat mengarahkan agar informan dapat menerangkan, mengelaborasi,
atau mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas.
o
Wawancara
informal yaitu jenis percakapan bebas yang memungkinkan interviewer untuk
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan ditelitinya.
o
Wawancara formal
berstruktur yaitu jenis wawancara yang dalam pelaksanaannya menggunakan format
wawancara yang terstruktur, jadi guru dapat menanyakan pertanyaan yang sama
kepada responden.
2.2.3
Angket atau
kuesioner
Merupakan suatu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab
dengan responden). Instrument pengumpul datanya juga disebut dengan angket yang
berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau
direspon oleh responden.
Jenis-jenis
angket atau kuesioner:
a. Jenis angket
berdasarkan cara responden menjawab, diantaranya :
Ø Angket tidak
berstruktur (terbuka) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana
sehingga responden dapat memberikan jawaban bebas sesuai dengan kehendak dan
keadaannya. Jawaban bebas disini maksudnya adalah uraian berupa pendapat, hasil
pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan
setiap item pada angket. Contoh pertanyaan angket terbuka “Bagaimana pendapat
anda mengenai kenaikan standar nilai UN?”
Ø Angket berstruktur
(tertutup) ialah jenis angket yang setelah rumusan pertanyaannya disediakan
pula alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Angket berstruktur
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : Angket berstruktur dengan pertanyaan
tertutup ialah angket yang telah menyediakan alternatif jawaban yang harus
dipilih responden tanpa kemungkinan jawaban lain. Contohnya “Bagaimana pendapat
kalian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung tadi?” a. sangat baik b.
baik c. cukup d. kurang e. sangat kurang
Ø Angket berstruktur
dengan pertanyaan terbuka merupakan jenis pertanyaan angket yang juga termasuk
kedalam angket tertutup, maksudnya alternatif jawabannya berbentuk pilihan
ganda tetapi peneliti berasumsi dari jawaban yang telah disediakan untuk setiap
pertanyaan mungkin tidak ada jawaban yang sesuai atau tepat, sehingga responden
perlu diberi kesempatan untuk menyampaikan jawaban lain yang lebih tepat.
Contoh : Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
a. Pembelajaran yang menyenangkan
b. Pembelajaran yang humoris
c. Pembelajaran yang santai
d. Pembelajaran yang komunikatif
e. ………………………………….
Ø Angket berstruktur
dengan jawaban singkat (short answer item), angket jenis ini merupakan gabungan
atau kombinasi antara angket tidak berstruktur dengan angket berstruktur.
Contoh “Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru?
b. Jenis angket
berdasarkan bentuknya, antara lain :
·
Angket
pilihan ganda (sama dengan angket tertutup)
·
Angket
isian, seperti angket tercheck list/ daftar cek, sehingga responden tinggal
membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
2.2.4
Pedoman Pengkajian Data Dokumen
Dokumen memiliki arti
barang-barang tertulis. Jadi dalam pengumpulan data dengan menggunakan dokumen
arsip, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis yang dapat
digunakan untuk memperoleh wawasan kejadian masa lalu, mengidentifikasi
kecenderungan masa depan, dan menjelaskan tentang sesuatu
seperti yang dapat diamati sekarang.
2.2.5
Tes
Adalah sejumlah pertanyaan
yangdisampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan
atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis (prestasi,
hasil belajar, minat, bakat, sikap, dan lainlain). Berkaitan dengan tes sebagai
instrument PTK, tes dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a)
Tes Lisan (Oral
Test). Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan dan
yang berhubungan dengan masalah PTK.
b)
Tes Tertulis
(Writing Test). Tes ini terdiri dari pertanyaan yang berbentuk tertulis. Te
tertulis mempunyai bentuk yang sama dengan angket, tetapi keduanya mempunyai
fungsi yang berbeda yaitu tes tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan
tentang suatu konsep atau kinerja, sedangkan angket berfungsi untuk mengetahui
pendapat dan sikap seseorang. Tes tertulis terdiri dari dua bentuk, yaitu :
·
Tes Essay atua
Uraian. Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian yang harus
dijawab dalam bentuk uraian tertulis pula atau berupa kalimat-kalimat-kalimat
bebas yang disusun sendiri oleh testee.
·
Tes Objektif.
Tes objektif merupakan alat pengukur yang banyak dipergunakan di dalam
penelitian , karena di dalam memberikan nilai berupa angka yang tidak dipengaruhi
oleh subjektivitas penilai.
.
2.2.6 Rekaman foto, slide, tape, dan video
Yaitu berguna untuk
menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus
yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat
saja digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di
catatan lapangan, apabila mungkin.
2.2.7
Catatan Harian
Catatan harian (diaries) adalah catatan pribadi
tentang pengamatan, perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis
dan penjelasan. Catatan tidak hanya melaporkan kejadian tugas sehari-hari,
melainkan juga mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi dalam
penelitian tindakan kelas.
2.2.8
Catatan Lapangan
Yang dimaksud Catatan lapangan (field notes) dalam penelitian
adalah bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai tentang proses
apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian, ditulis secara
deskriptif dan reflektif.[4]
2.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam PTK
Prinsip
pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian formal. Dalam
PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi,
baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh
data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh data kualitatif
adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat
pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data
kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data
kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif.
Data
yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian diperoleh
dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan reliable.
Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang seharusnya
diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid untuk mengukur berat
bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu, intrumen yang reliable
adalah instrument yang konsisten (tepat, dan akurat) untuk mengukur yang
seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan sebagai instrument yang
tidak reliable jika penggaris tersebut lentur dan skalanya rusak sehingga hasil
pengukuran selalu berubah-berubah padahal barang-barang yang diukur adalah sama
Untuk
mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang valid dan
reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu mengukur
minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat siswa. Peneliti PTK
harus selalu hati-hati dengan data dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan
memanng valid. [5]
Dalam
rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru (peneliti) juga
perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk
meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini student
feedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan
data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam
tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau triangulasi teori,
yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation
atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu,
tempat, dan jenis; (3) source
triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari berbagai sumber; (4) method triangulation
atau triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai metode pengumpulan data;
(5) instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka
berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau triangulasi
analitik, yakni menggunakan berbagai
metode atau cara analisis. [6]
Suatu
hal yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti (bila berkolaborasi bersama tim) yang merancang
penelitian, dan dia sendiri yang melaksanakan tindakan, dan dia sendiri juga
yang melakukan pengumpulan data termasuk menganalisis hasil data yang
diperoleh. Oleh karena itu, guru (peneliti) PTK harus sadar betul bahwa
manipulasi data sangat tidak diperbolehkan (dilarang). Sebab, bila dilakukan
manipulasi data sehingga hasil penelitiannya
bias, guru peneliti tidaka akan dapat memperbaiki masalah pembelajaran
dikelas. Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data
seperti: dokumen (catatan hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal,
video, foto-foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Contoh
tekhnik alat pengumpulan data dalam PTK
sebagai berikut:
a.
Teknik
pengumpulan data PTK
1)
Tes:
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
2)
Observasi:
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM dan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
3)
Wawancara:
untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
4)
Diskusi
antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus
PTK
b. Alat
pengumpulan data PTK
1)
Tes:
menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa
2)
Observasi:
menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat altivitas siswa dalam
proses belajar mengajar matematika
3)
Wawancara:
menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw [7]
4)
Kuesioner:
untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
5)
Diskusi:
menggunakan lembar hasil pengamatan
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Data dalam PTK adalah segala bentuk
informasi yang terkait dengan kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran,
serta hasil belajar yang di peroleh siswa.
Dokumentasi Adapun teknik
pengumpulan data yang seringkali digunakan dalam PTK adalah observasi,
wawancara, kuesioner dan tes, dll. Untuk
mengumpulkan data yang memilikiketepatan, perlu persyaratan dalam proses
pengumpulan data, yaitu : a. Validitas: Validitas adalah tingkat kesahihan alat
pengumpul data (instrument)atau mengukur dengan tepat apa yang seharus nya
diperoleh dari hasil penelitian. b. Reliabilitas: Hal ini berkaitan dengan
keajegan, ketetapan data yang diperoleh dari hasil penelitian. c. Kegunaan: Hal
ini berkaitan dengan pemanfaatan data hasil penelitian dalam kasus penelitian,
maka kegunaannya hanya diberlakukan pada kelas yang diteliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Asip
dan Ika. 2018. Menggagas Penelitian
Tindakan Kelas; Bagi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kunandar.
2016. Langkah mudah Penelitian Tindakan
Kelas; Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Wina, 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
Kencana.
Saminanto, 2010. Ayo Praktik PTK : Penelitian
Tindakan Kelas. Semarang: RaSAIL Media Group.
Muslich. 2011. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara
Wiratmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[1] Asip dan Ika. 2018. Menggagas Penelitian Tindakan Kelas; Bagi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hal. 101
[2] Kunandar. 2016. Langkah
mudah Penelitian Tindakan Kelas; Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta,
PT RajaGrafindo Persada. Hal. 142.
[5]
Saminanto, 2010. Ayo
Praktik PTK : Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: RaSAIL Media Group. Hal. 71
[6] Muslich.
2011. Melaksanakan PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 53
[7] Wiratmaja, Rochiati.
2005. Metode
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hal. 29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar