Selasa, 14 Mei 2019

TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS


TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas  Mata Kuliah Peneleitian Tindakan Kelas)
                                                                                       
Dosen Penggampu:  Zainal Abidin, M. Pd. I
Disusun Oleh:
Kelompok 5:
Annisa Dinda Hasanah HRP (0309162073)
Imam Khatami                       (0309163066)
Nuraina Panjaitan                 (0309162029)
Siti Aminah                            (0309162046)
Indriani Safitri                       ( 0309162045)
Description: djhdcsolk.jpg
 






PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2018/2019


DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknik dan Alat Pengumpulan Data..................................................             3
2.2 Macam-Macam Pengumpulan Data ....................................................................             4
2.2.1 Observasi....................................................................................................             4
2.2.2 Wawancara.................................................................................................             7
2.2.3 Angket atau Kuesioner...............................................................................             7
2.2.4 Pedoman Pengkajian Data Dokumen.........................................................             9
2.2.5 Tes...............................................................................................................             9
2.2.6 Rekaman foto, Slide, Tape, dan Video......................................................             9
2.2.7 Catatan Harian............................................................................................             10
2.2.8 Catatan Lapangan.......................................................................................             10
2.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data....................................................................             10
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan.......................................................................................................... ........... 13
DAFTAR PUSTAKA










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik dan Alat Pengumpulan Data
        Creswell menyatakan bahwa penelitian tindakan secara metodologis termasuk pada gabungan kualitatif-kuantitatif. Creswell menyebutnya combined-design untuk membedakannya dengan mixed-method. Seperti penelitian metode campuran (mixed method), penelitian tindakan sering kali menggunakan data kalitatif dan kuantitatif, tetapi ada perbedaan antara keduanya. Pada mixed-method, penelitian focus pada deskripsi, sedangkan penelitian tindakan focus pada upaya menyelesaikan peningkatan mutu pranata social masyarakat. [1]
            Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu penelitian adalah dengan menggunakan instrument. Instrument memegang peranan yang sangat strategis dan penting dalam menentukan kualitas suatu pendidikan, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh mutu atau keliru, artinya tidak mengukur substansi atau isi dari masalah atau topic penelitian, akan menghasilkan data atau informasi yang salah atau keliru dan akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan yang salah juga.[2]
            Teknik pengumpul data merupakan cara yang ditempuh peneliti untuk mengumpulkan data dengan alat yang cocok untuk digunakan dalam penelitian. Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan harus disesuaikan dengan teknik pengumpul data. Misalnya teknik observasi langsung dengan alatnya pedoman observasi, teknik komunikasi langsung dengan alatnya panduan wawancara, teknik komunikasi tidak langsung dengan alatnya angket, teknik  pengukuran dengan alatnya tes, teknik studi dokumenter dengan alatnya dokumen.
            Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas berfungsi sebagai landasan refleksi. Selain itu, data yang terkumpul sebagai perwakilan dari tindakan, artinya bahwa data tersebut memungkinkan peneliti merekomendasikan tindakan terkait, tidak hanya mengingat kembali. Oleh sebab itu pengumpulan data bukan hanya keperluan hipotesis, melainkan sebagai alat membukukan hasil pengamatan dan menghubungkan antara momen-momen tindakan dan refleksi dalam putaran penelitian tindakan.[3]
2.2 Macam-Macam Pengumpulan Data
            Menurut Kunandar ada delapan macam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket atau kuesioner, pedoman pengkajian data dokumen, tes, rekaman foto, slide, tape, dan video, catatan harian, serta catatan lapangan.
2.2.1        Pengumpulan Data Melalui Observasi
            Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi, diantaranya:
• Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati, baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum maksudnya yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan. Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi tersebut hanya memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di dalam kelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu.
• Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuranukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.

A.    Langkah-langkah Observasi
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang harus ditempuh, antara lain :
a)      Pertemuan Perencanaan
      Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan persepsi antara observer (pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan diamati.
b)      Observasi Kelas
      Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di dalam kelas.
c)      Diskusi Balikan
      Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi saling mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada informasi yang diperoleh selama observasi.

B.     Jenis-Jenis Observasi
      Observasi terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu observasi berperan serta/ aktif (participant observation) dan observasi non partisipan/ pasif (non-participant observation), sedangkan jika dilihat dari segi instrument yang digunakan observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Selain itu ada pula jenis observasi yang lain diantaranya observasi terbuka, observasi terfokus, dan observasi sistematik. Masing-masing jenis observasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

a)      Observasi Partisipan (Participant Observation)
            Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Misalnya, guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya. Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasil pengamatannya secara sistematis.
b)      Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation)
            Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara langsung, peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang perilaku objek yang diteliti. Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang akurat karena peniliti tidak mengalami secara langsung apa yang dirasakan oleh objek penelitiannya. Contohnya, seorang guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang terjadi di dalam kelas tersebut.
c)      Observasi Terstruktur
             Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variable apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini adalah contoh bagan observasi terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti sedang menghitung berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk (sukarela), dengan ditunjuk (tidak sukarela), selain itu juga dinilai secara kualitatif apakan jawaban yang diberikan siswa benar, salah, atau bahkan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan (di luar sasaran).
d)     Observasi Tidak Terstruktur
            Adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunaklan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
e)      Observasi Terbuka
            Merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya ketika melakukan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru sebagai bahan observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat kesimpulan.
f)       Observasi Terfokus, dilakukan apabila peneliti ingin mencari data dengan menfokuskan masalah yang akan ditelitinya, misalnya peneliti ingin mengumpulkan data tentang pola interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya guru.
g)      Observasi Sistematik, observasi ini cenderung menggunakan skala yang pada dasarnya adalah hasil pemikiran orang lain yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan menggunakan skala akan sangat menekankan pada aspek penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.

2.2.2        Wawancara
            Yang dimaksud dengan wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh iinformasi dari terwawancara, narasumber atau informan. Ada beberapa jenis atau bentuk wawancara, diantaranya:
o   Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan bahan wawancara/pertanyaan.
o   Wawancara semi terstruktur adalah bentuk wawancara yang sudah disiapkan terlebih dahulu, tetapi memberikan keleluasaan untuk tidak langsung terfokus kepada bahasan atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara itu berlangsung.
o   Wawancara tidak terstruktur ialah bentuk wawancara dimana prakarsauntuk memilih topik bahasan diambil oleh orangyang diwawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung, pewawancara dapat mengarahkan agar informan dapat menerangkan, mengelaborasi, atau mengklarifikasi jawaban yang kurang jelas.
o   Wawancara informal yaitu jenis percakapan bebas yang memungkinkan interviewer untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan ditelitinya.
o   Wawancara formal berstruktur yaitu jenis wawancara yang dalam pelaksanaannya menggunakan format wawancara yang terstruktur, jadi guru dapat menanyakan pertanyaan yang sama kepada responden.

2.2.3        Angket atau kuesioner
            Merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrument pengumpul datanya juga disebut dengan angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Jenis-jenis angket atau kuesioner:
a.     Jenis angket berdasarkan cara responden menjawab, diantaranya :
Ø  Angket tidak berstruktur (terbuka) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan jawaban bebas sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Jawaban bebas disini maksudnya adalah uraian berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan setiap item pada angket. Contoh pertanyaan angket terbuka “Bagaimana pendapat anda mengenai kenaikan standar nilai UN?”
Ø  Angket berstruktur (tertutup) ialah jenis angket yang setelah rumusan pertanyaannya disediakan pula alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Angket berstruktur dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : Angket berstruktur dengan pertanyaan tertutup ialah angket yang telah menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih responden tanpa kemungkinan jawaban lain. Contohnya “Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung tadi?” a. sangat baik b. baik c. cukup d. kurang e. sangat kurang
Ø  Angket berstruktur dengan pertanyaan terbuka merupakan jenis pertanyaan angket yang juga termasuk kedalam angket tertutup, maksudnya alternatif jawabannya berbentuk pilihan ganda tetapi peneliti berasumsi dari jawaban yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan mungkin tidak ada jawaban yang sesuai atau tepat, sehingga responden perlu diberi kesempatan untuk menyampaikan jawaban lain yang lebih tepat. Contoh : Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
a. Pembelajaran yang menyenangkan
b. Pembelajaran yang humoris
c. Pembelajaran yang santai
d. Pembelajaran yang komunikatif
e. ………………………………….
Ø  Angket berstruktur dengan jawaban singkat (short answer item), angket jenis ini merupakan gabungan atau kombinasi antara angket tidak berstruktur dengan angket berstruktur. Contoh “Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan materi yang disampaikan oleh guru?
b.     Jenis angket berdasarkan bentuknya, antara lain :
·         Angket pilihan ganda (sama dengan angket tertutup)
·        Angket isian, seperti angket tercheck list/ daftar cek, sehingga responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.


2.2.4        Pedoman Pengkajian Data Dokumen
            Dokumen memiliki arti barang-barang tertulis. Jadi dalam pengumpulan data dengan menggunakan dokumen arsip, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis yang dapat digunakan untuk memperoleh wawasan kejadian masa lalu, mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan tentang sesuatu seperti yang dapat diamati sekarang.

2.2.5        Tes
            Adalah sejumlah pertanyaan yangdisampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis (prestasi, hasil belajar, minat, bakat, sikap, dan lainlain). Berkaitan dengan tes sebagai instrument PTK, tes dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a)      Tes Lisan (Oral Test). Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan dan yang berhubungan dengan masalah PTK.
b)      Tes Tertulis (Writing Test). Tes ini terdiri dari pertanyaan yang berbentuk tertulis. Te tertulis mempunyai bentuk yang sama dengan angket, tetapi keduanya mempunyai fungsi yang berbeda yaitu tes tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan tentang suatu konsep atau kinerja, sedangkan angket berfungsi untuk mengetahui pendapat dan sikap seseorang. Tes tertulis terdiri dari dua bentuk, yaitu :
·         Tes Essay atua Uraian. Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian yang harus dijawab dalam bentuk uraian tertulis pula atau berupa kalimat-kalimat-kalimat bebas yang disusun sendiri oleh testee.
·         Tes Objektif. Tes objektif merupakan alat pengukur yang banyak dipergunakan di dalam penelitian , karena di dalam memberikan nilai berupa angka yang tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai.
.
2.2.6    Rekaman foto, slide, tape, dan video
            Yaitu berguna untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan, apabila mungkin. 

2.2.7        Catatan Harian
            Catatan harian (diaries) adalah catatan pribadi tentang pengamatan, perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan penjelasan. Catatan tidak hanya melaporkan kejadian tugas sehari-hari, melainkan juga mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi dalam penelitian tindakan kelas.

2.2.8        Catatan Lapangan
            Yang dimaksud Catatan lapangan (field notes) dalam penelitian adalah bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai tentang proses apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian, ditulis secara deskriptif dan reflektif.[4]


2.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam PTK
            Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif.
            Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid untuk mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu, intrumen yang reliable adalah instrument yang konsisten (tepat, dan akurat) untuk mengukur yang seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan sebagai instrument yang tidak reliable jika penggaris tersebut lentur dan skalanya rusak sehingga hasil pengukuran selalu berubah-berubah padahal barang-barang yang diukur adalah sama
            Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang valid dan reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu mengukur minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat siswa. Peneliti PTK harus selalu hati-hati dengan data dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan memanng valid. [5]
            Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini student feedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat, dan  jenis; (3) source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari  berbagai sumber; (4) method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai metode pengumpulan data; (5) instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakan  berbagai metode atau cara analisis. [6]
            Suatu hal yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti (bila  berkolaborasi bersama tim) yang merancang penelitian, dan dia sendiri yang melaksanakan tindakan, dan dia sendiri juga yang melakukan pengumpulan data termasuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu, guru (peneliti) PTK harus sadar betul bahwa manipulasi data sangat tidak diperbolehkan (dilarang). Sebab, bila dilakukan manipulasi data sehingga hasil penelitiannya  bias, guru peneliti tidaka akan dapat memperbaiki masalah pembelajaran dikelas. Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data seperti: dokumen (catatan hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal, video, foto-foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Contoh tekhnik alat  pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut:
a.       Teknik pengumpulan data PTK
1)      Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
2)      Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
3)      Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
4)      Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK 
b.   Alat pengumpulan data PTK
1)      Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa
2)      Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat altivitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika
3)      Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui  pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw [7]
4)      Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
5)      Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan













BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang di peroleh siswa.         Dokumentasi Adapun teknik pengumpulan data yang seringkali digunakan dalam PTK adalah observasi, wawancara, kuesioner dan tes, dll.  Untuk mengumpulkan data yang memilikiketepatan, perlu persyaratan dalam proses pengumpulan data, yaitu : a. Validitas: Validitas adalah tingkat kesahihan alat pengumpul data (instrument)atau mengukur dengan tepat apa yang seharus nya diperoleh dari hasil penelitian. b. Reliabilitas: Hal ini berkaitan dengan keajegan, ketetapan data yang diperoleh dari hasil penelitian. c. Kegunaan: Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan data hasil penelitian dalam kasus penelitian, maka kegunaannya hanya diberlakukan pada kelas yang diteliti.















DAFTAR PUSTAKA
Asip dan Ika. 2018. Menggagas Penelitian Tindakan Kelas; Bagi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kunandar. 2016. Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas; Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Wina, 2010.  Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Saminanto, 2010.  Ayo Praktik PTK : Penelitian Tindakan Kelas.  Semarang: RaSAIL Media Group.
Muslich. 2011.  Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara
Wiratmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.  Bandung: Remaja Rosdakarya.


[1] Asip dan Ika. 2018. Menggagas Penelitian Tindakan Kelas; Bagi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 101
[2] Kunandar. 2016. Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas; Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada. Hal. 142.
[3] Sanjaya, Wina, 2010.  Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Hal. 38
[4] Kunandar. Ibidh.. Hal. 143-197.
[5] Saminanto, 2010.  Ayo Praktik PTK : Penelitian Tindakan Kelas.  Semarang: RaSAIL Media Group. Hal. 71
[6] Muslich. 2011.  Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 53
[7] Wiratmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.  Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar