IMPLIKASI PEMBELAJARAN TERPADU
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah atas segala limpahan
Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, karena penyusun dapat menyelesaikan makalah “Implikasi
Pembelajaran Terpadu” ini
dengan lancar dan tuntas. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga serta umat islam yang
senantiasa mengikuti beliau sampai hari kiamat.
Dalam
makalah ini akan dibahas, implikasi pembelajaran
terpadu terhadap guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar dan
media, pengaturan ruang, serta pemilihan metode. Makalah yang disusun ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, kami segenap penyusun menerima saran maupun kritikan dari berbagai pihak,
baik dosen, maupun rekan – rekan mahasiswa. Saya segenap penyusun mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak, terutama kepada dosen mata kuliah Perubahan
Sosial Budaya. Atas perhatian dan
partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Medan, 2 April 2018
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... 2
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang............................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3. Tujuan Pembahasan .................................................................................... 4
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pembelajaran Terpadu................................................................... 5
2.2 Implikasi Pembelajaran Terpadu .................................................................. 5
2.2.1 Implikasi Terhadap Guru....................................................................... 5
2.2.2 Implikasi Terhadap Peserta Didik......................................................... 7
2.2.3 Implilasi Terhadap Bahan
Pembelajaran .............................................. 8
2.2.4 Implikasi Terhadap Sarana,
Prasarna, dan Media................................. 9
2.2.5 Implikasi Terhadap Pengaturan
Ruangan.............................................. 10
2.2.6
Implikasi Terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran........................... 11
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Sesuatu yang baru atau merupakan inovasi
tentu tidak mudah untuk dilaksanakan, karena memerlukan penyesuaian diri dan
kemauan untuk beradaptasi. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu biasa dilakukan jenjang pendidikan usia dini, namun tidak
menutup kemungkinan untuk diterapkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
yaitu jenjang SMP/MTs dan SMA/MA. Hasil uji coba menunjukkan bahwa pembelajaran
terpadu dapat dilaksanakan pada jenjang tersebut. Pembelajaran terpadu
merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, maka dalam pelaksanaannya
tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan, implikasi yang
terjadi adalah: guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar dan
media, pengaturan ruang, serta pemilihan metode.
1.2
Rumusan Masalah
A. Bagaimana
Implikasi terhadap guru dan peserta didik?
B. Bagaimana
Implikasi terhadap sarana, dan Prasarana?
C. Apa
Implikasi terhadap sumber belajar dan media?
D. Apa
saja Implikasi terhadap pengaturan ruang?
E. Apa
saja Implikasi terhadap pemilihan metode?
1.3. Tujuan
A. Untuk mengetahui tentang pengertian
Implikasi pembelajaran terpadu.
B. Untuk mengetahui tentang Implikasi
terhadap guru dan peserta didik.
C. Untuk
mengetahui tentang sarana, dan Prasarana.
D. Untuk
mengetahui tentang Implikasi terhadap sumber belajar dan media.
E. Untuk
mengetahui tentang Implikasi terhadap pengaturan ruang.
F. Untuk
mengetahui tentang Implikasi terhadap pemilihan metode.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Pembelajaran Terpadu
Menurut
Resmini, Novi, dkk, Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra
mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa
akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna
di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.
2.2 Implikasi
Pembelajaran Terpadu
Dalam
implementasi pembelajaran terpadu mempunyai berbagai implikasi terhadap
beberapa hal mencakup guru, peserta didik, sarana, prasarana, sumber belajar
dan media, pengaturan ruang dan pemilihan metode (Rusydi dan Abdillah, 2018:
20).
2.2.1
Implikasi Terhadap Guru
Pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan yang harus digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di
SD/MI. Oleh karena itu, guru perlu mempelajarinya terlebih dahulu sehingga
memperoleh pemahaman baik secara konseptual maupun praktikal.
Pembelajaran terpadu
memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar
bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan
utuh. (Sudrajat, 2008:5)
Menurut Rusydi dan Abdillah dalam
buku Pembelajaran Terpadu criteria
gutu yang dibutuhkan dalam pembelajaranterpadu ada 4, yaitu:
a.
Guru yang kreatif.
Guru yang kreatif artinya guru yang
mampu menjabarkan pembelajaran dalam berbagai bentuk, apakah belajar di dalam
kelas, di luar kelas, maupun ditempat lain yang memang dibutuhkan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
b.
Guru yang adaptif.
Artinya
guru yang dapat mengadaptasi sebagai model pembelajaran dan menyesuaikannya
dengan keadaan peserta didik, keadaan sarana dan fasilitas yang tersedia.
Melalui cara tersebut, pembelajaran akan terus berlangsung dengan tidak
menjadikan alasan kekurangan akan sarana, fasilitas maupun sumber belajar.
c. Guru yang akomodatif.
Artinya guru yang mampu mengayomi peserta didik dari
segala macam karakter dan kemampuan. Kemampuan guru menerima perbedaan yang
heterogen, peserta didik dengan segala tingkah lakunya akan menuntut guru yang
sabar, ulet dan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik.
d.
Di samping kemampuan di atas, tentunya guru dengan kualifikasi standar tetap
menjadi criteria utama, seperti guru yang memili wawasan kependidilkan,
psikologi peserta didik, pembelajaram yang lain sebagainya.
Menurut Trianto yang terdapat dalam
buku Rusydi dan Abdillah terdapat dua cara dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu dalam hal keterkaitan dengan guru. Dalam hal ini yang dimaksud adalah team teaching dan guru tunggal.
1. Team Teachimg
Adalah pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari seorang guru.
Untuk melaksanakan pembelajran terpadu dengan menggunakan metode team teaching maka beberapa hal yang
harus dilakukan guru adalah:
1). Melakukan
penelaahan untuk memastikan beeberapa kompetensi dasar dan standar kompetensi
yang harus dicapai dalam satu topik pembelajaran.
2) Setiap guru
bertanggung jawab atas tercapainya kompetensi dasar yang termasuk dalam standar
kompetensi yang dikuasaunya.
3) Dengan scenario
pembelajaran dengan melibatkan semua guru yang termasuk ke dalam topik yang
bersangkutan, sehingga setiap anggota memahami apa yang harus dikerjakan dalam
pembelajaran tersebut.
4) Sebaiknya dilakukan
stimulasi terlebih dahulu jika pembelajaran dengan sistem ini merupakan hal
yang baru, sehingga tidak terjadi kekakuan di dalam kelas.
5) Evalusi dan remedial
menjadi tanggung jawab masing-masing guru sesuai dengan standar kompetensi
dasar, sehingga akumulasi nilai
2.
Guru Tunggal
Pembelajaran dengan seorang guru merupakan hal yang
ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: (1) bidang kajian menjadi satu mata
pelajaran, (2) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai dengan topik
yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu dengan guru yang lain, dan
(3) oleh karena tanggung jawab dipikul oleh seorang diri, maka potensi untuk
saling mengandalkan tidak akan muncul.
Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam
pembelajaran terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni: (1) oleh karena
mata pelajaran terpadu merupakan hal yang baru, sedangkan guru-guru yang
tersedia merupakan guru bidang studi sehingga sangat sulit untuk melakukan
penggabungan terhadap berbagai bidang studi tersebut, (2) seorang guru bidang
studi tertentu tidak menguasai secara mendalam tentang bidang studi lainnya
sehingga dalam pembelajaran terpadu akan didominasi oleh bidang studi yang
dikuasainya saja, serta (3) jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode
yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak
akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna
(Blogspot Rudy).
2.2.2 Implikasi Terhadap Peserta
Didik
Menurut Sudrajat ada dua implikasi
pembelajaran terpadu terhadap peserta didik, (a) Siswa harus siap mengikuti
kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya; dimungkinkan untuk bekerja
baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, (b) Siswa
harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif
misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah.
Pembelajaran terpadu memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan hal hal sebagai berikut:
a.
kegiatan peserta didik akan seimbang, antara pengalaman kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
b.
Kegiatan dan pengalaman peserta didik tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga
dapat dilakukan di luar kelas.
c.
Kegiatan peserta didik tidak banyak melakukan pembelajaran dengan sendiri atau
belajar individual akan tetapi bervariasiamnatar belajar sendiri, belajar
berpangan atau berkelompok (Rusydi dan Abdillah. 2018: 24).
2.2.3
Implikasi Terhadap Bahan Pembelajaran
Menurut Blogspot Rudy, Bahan ajar memiliki peran
yang penting dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran terpadu. Oleh
karena pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan perpaduan dari berbagai
disiplin ilmu.
Sumber belajar utama yang dapat digunakan dalam
pembelajaran terpadu dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, majalah,
brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar
seperti: lingkungan alam, lingkungan sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan
menyusun materi perlu mengumpulkan dan mempersiapkan bahan kepustakaan atau
rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan dan sesuai) untuk menyusun dan
mengembangkan silabus. Pencarian informasi ini, sebenarnya dapat pula
memanfaatkan perangkat teknologi informasi mutakhir seperti multimedia dan
internet. Aktivitas peserta didik dalam penugasan dapat menjadi nilai tambah
yang menguntungkan.
Bahan yang akan digunakan dapat
berbentuk buku sumber utama maupun buku penunjang lainnya. Di samping itu,
bahan bacaan penunjang seperti jurnal, hasil penelitian, majalah, koran,
brosur, serta alat pembelajaran yang terkait dengan indikator dan Kompetensi
Dasar ditetapkan. Sebagai bahan penunjang, dapat juga digunakan disket, kaset,
atau CD yang berkaitan dengan bahan yang akan dipadukan. Guru, dalam hal ini,
dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan
tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Semakin lengkap bahan yang
terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi
tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang
dilaksanakan.
Bahan yang sudah terkumpul selanjutnya
dipilah, dikelompokkan, dan disusun ke dalam indikator dari Kompetensi Dasar.
Setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul secara memadai, seorang guru
selanjutnya perlu mempelajari secara cermat dan mendalam tentang isi bahan ajar
yang berkaitan dengan langkah kegiatan berikutnya.
2.2.4 Implikasi Terhadap Sarana,
Prasarana, dan Media
Sarana
adalah alat yang secara langsung dapat mendudkung tercapainya tujuan
pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboraturium dan sebagainya
sedangkan prasarana adalah alat yang secara tidak langsung dapat mendukung
tercapainya tujuab seperti lokasi/tempat, lapangan olahraga, uang dan
sebagainya. (Rusydi dan Abdillah, 2018:26).
Pembelajaran
tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun
kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
Pembelajaran
ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain
secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun
sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization). Agar berbagai sumber belajar ini dapat dikelola dengan baik,
masing-masing sekolah atau rayon sekolah, dapat mendirikan suatu pusat sumber
belajar (learning resources center) yang merupakan suatu tempat yang dirancang
secara khusus untuk melaksanakan aktivitas terorganisir dalam mendisain,
mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, mengevaluasi, dan meneliti berbagai
sumber yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penerapan pembelajaran tematik.
Pembelajaran
yang bervariasi, dengan menggunakan berbagai media akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak, dan media tersebut dapat digunakan dalam
kegiatan belajar sebagai pengganti dari objek-objek yang terlalu berbahaya atau
sukar didapat, obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil. Penggunaan media
ini dapat divariasikan ke dalam penggunaan media visual, media audio, dan media
audio-visual. (Blogspot Ide Guru)
Menurut
Sudrajat: (a) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik
secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. (b)
Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya
didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design),
maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization). (c) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan
media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang abstrak.(d) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar
masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing
mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus
yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.
2.2.5 Implikasi Terhadap Pengaturan Ruangan
Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik, perlu dilakukan pengaturan ruang
kelas agar terjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM). Pengaturan ruang kelas tersebut meliputi pengaturan meja, kursi,
lemari, perabotan kelas, alat, media, atau sumber belajar lainnya yang ada di
kelas, diatur dengan fleksibel atau mudah diubah-ubah disesuaikan dengan
tuntutan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana
belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
a. Ruang perlu
ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
b. Susunan bangku
peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang
sedang berlangsung, peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat
duduk di tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
c. Dinding kelas
dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan
sebagai sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola
sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.
d. Pengelompokan
peserta didik dapat dilakukan secara individual, beruda secara berpangan,
kelompok kecil tiga orang, atau kelompok besar. Semuanya dikembangkan dengan
tujuan agar peserta didik dapat berkembang karena perubahan pengelompokkan.
2.2.6 Implikasi Terhadap Pemilihan Metode Pembelajaran
Dalam pendidikan dan
pembelajaran kata metode digunakan untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru
yang terarah yang menyebabkan peserta didik belajar. Metode dapat pula dianggap
sebagai cara atau sebagai alat yang menjadikannya mengajar menjadi efektif.
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang diambil oleh
guru dalam menyajikan materi ajar kepada peserta didik-peserta didik. Cara-cara
yang diambil tersebut dengan menggunakan caa yang terbaik untuk mencapai tujuan
pembelajaran efektif.
Pemilihan metode yang diterapkan dalam pembelajaran
hendaknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a.
Apakah guru menguasai metode yang akan digunakan, paling tidak tahu bagaimana
melakukannya walaupun menggunakan buku manual.
b.
Apakah metode tersebut dapat dilakukan di sekolah, misalnya pertimbangan waktu,
biaya, keterlibatan berbagai pihak.
c.
Apakah metode itu memang mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
d.
Apakah metode tersebut lebih efektif dibandingkan dengan metode yang lain yang mungkin
lebih simple dan mudah dilakukakan. Tidak ada metode yang paling baik, yang
paling baik adalah yang dapat dilakukakan oleh guru dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan (Rusydi dan Abdillah, 2018: 32-34).
Menurut Sudrajat implikasinya ialah sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian,
maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu
kesatuan, implikasi yang terjadi adalah: guru, peserta didik,
sarana, prasarana, sumber belajar dan media, pengaturan ruang, serta pemilihan
metode.
Pembelajaran tematik
memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar
bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan
utuh.
Siswa harus siap
mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk
bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
Penerapan pembelajaran
tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat
ini untuk masing-masing mata pelajaran.
Pengaturan ruang kelas
tersebut meliputi pengaturan meja, kursi, lemari, perabotan kelas, alat, media,
atau sumber belajar lainnya yang ada di kelas, diatur dengan fleksibel atau
mudah diubah-ubah disesuaikan dengan tuntutan strategi pembelajaran yang akan
digunakan. Begitu pula dengan implikasi lainnya yang sangat penting dalam
pembelajaran terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Resmini,
Novi, dkk. 1996. Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran Terpadu. Malang:
IKIP Malang
Sudrajat.
2008. Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Rusydi
dan Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu.
Medan: LPPPI.
https://ideguru.wordpress.com/2010/04/06/implikasi-pembelajaran-tematik/
(Diakses 29 Maret 2018 13:26)
http://rudy-unesa.blogspot.co.id/2011/01/implikasi-pembelajaran-terpadu.html?m=1
(Diakses 29 Maret 2018 13:40)