Senin, 15 Oktober 2018


 

EVALUASI PENDIDIKAN

 “ TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN “

Dosen Pembimbing: Dr. Rusydi Ananda, M.Pd

DISUSUN OLEH

Kelompok 2

ANIDA SRI WAHYUNI
FITRIAN SIGAR SITEPU
ADYA BAGAS WIBISONO
AISYAH SITUMORANG
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2018

KATA PENGANTAR


           Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah pendidikan multikultural yang berjudul “ TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN “ makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah EVALUASI PENDIDIKAN.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,  oleh karena itu,  kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberi informasi bagi kita dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, september 2018

kelompok











DAFTAR ISI




 







BAB I

PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Sejak lahirnya kurikulum ppsp ( proyek perintis sekolah pembangunan ) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum 1975, telah mulai tertanam kesadaran pada para guru bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Tujuan pelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.  Kita telah mendengar taksonomi yang memungkinkan klarifikasi ke dalam kategori-kategori. Taksonomi merupakan suatu rangkaian klarifikasi, tetapi tujuan-tujuan yang diklarifikasikan bukanlah tumbuh-tumbuhan atau hewan melainkan tujuan-tujuan pendidikkan dan kategori-kategori dari siswa.

2.      RUMUSAN MASALAH

-          Apa itu taksonomi ?
-          Apakah taksonomi memiliki 3 ranah/domain ?
-          Apa taksonomi sebagai suatu tujuan ?







BAB II

PEMBAHASAN

1.      ARTI TAKSONOMI

Gagasan untuk membentuk sistem klarifikasi hasil belajar, diawali pada suatu pertemuan informal para penguji perguruan tinggi tahun 1948 yang bergabung pada american psychological association ( konvensi asosiasi psikolog amerika ) di boston. Pertemuan ini yang pertama kali dalam satu rangkaian informal tahunan para penguji di perguruan tinggi. Asosiasi ini meliki anggota yang mewakili setiap universitas yang berbeda. Kelompok kerja, bersifat informal tanpa ikatan dan keanggotaan reguler, dan bekerja di bawah kondisi semacam komite serta editor yang mempertanggungjawabkan produk, gagasan-gagasan usulan-ususlan, dan kritik yang disebar pada setiap pertemuan ( Bloom, 1956 : 4 )
Adapun yang menjadi skala prioritas, berkenaan dengan kerangka kerja penggolongan sasaran dan rancangan ujian. Selain itu, komite kerja memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk menulis karya tulis dengan nama atau judul taksonomi “ kognitif “ dan selebihnya ada yang mengembangkan bagian taksonomi “ efektif “ serta “psikomotorik “ ( Bloom, 1956 : 5 )
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan, pertama,  tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini menentukan perlu dan tidaknya sesuatu program diadakan. Di dalam praktek sehari-hari di sekolah, tujuan ini dikenal sebagai TIU ( tujuan instruksional umum). Kedua, tujuan didasarkan atas tingkah laku. Dalam periode 20 tahun terakhir ini, banyak usaha telah dilakukan untuk mencari metode yang dapat digunakan untuk menganalisis atau mengklasifikasikan sebuah pandangan yang dimaksud dengan taksonomi. Ada 3 macam tingkah laku yang dikenal umum, yaitu kognitif, efektif, dan psikomototrik. Keiga tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional. Kaum behavioris ( mengutamakan tingkah laku ), berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan, adalah sangat bersifat mental. Mereka tidak menjelaskan kepada para pendidik secara konkret dan dapat diamati.
Bloom dan krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 buah, yaitu :
a.       Prinsip metodologis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar
b.      Prinsip Psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang
c.       Prinsip logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten
d.      Prinsip tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengkat tingkatan-tingkatan nilai-nilai. Tiap-tiap tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral.

2.      RANAH/DOMAIN DALAM TAKSONOMI

Menurut Bloom dkk, tujuan instruksional dalam proses pemebelajaran pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi tiga domain ayau ranah yaitu kognitif, efektif,dan psikomotorik. Minimal dua atau tiga jenis ranah tersebut akan memengaruhi tingkat profrsional siswa. peran guru sebagai pengampu aktif dalam proses belajar mengajar, perlu menguasai ketiga jenis ranah pengetahuan tersebut, kemudian menerapkannya kepada siswa melalui pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan satuan pelajar dan kurikulum.
1.      Domain kognitif
Domain kognitif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya dari persepsi, intropeksi, dan memori siswa. (good: 1973). Tujuan pembelajaran kognitif dikembangkan oeh Bloom, dkk, dalam taxonomy Bllom tahun 1956. Tujuan kognitif ini, dibedakan menjadi enak tingkatan : a) knoeledge, b) comprehension, c) application, d) analisis, e) synthesis, f) evaluation. Dalam menyusun tujuan instruksional, keenam tingkatan ini pada umumnya ditunjukkan dengan beberapa kata kerja. Guru dapat menggunakan dan mengambangkan kata-kata kerja tersebut dalam menyususn tujuan insturksional, dengan memeperhatikan dan memilih kata-kata kerja tersebut sesuai denan tingkat materi pembelajaran yang hendak diberikan tabel tingkatan kognitif dan contoh-contoh kata kerja yang sesuai. Di samping itu, untuk lebih menyesuaikan dengan perencanaan satuan pembelajaran dengan rencana guru, kata-kata kerja sejenis masih dapat dikembangkan oleh para guru kelas.
Berikut kata kerja yang berorientasi perilaku pada setiap domain.
Domain kognitif ( Bloom’s taxonomy )
TINGKATAN
VERB ( KATA KERJA )
Knowledge ( pengetahuan )

Identifikasi, spesifikasi, menyatakan
Komprehension ( pemahaman )
Menrangkan, menyatakan kembali, menerjemahkan
Application  ( penerapan )
Menggunakan, memecahkan, menggunakan
Analisis ( analisis )
Menganalisis, membandingkan, mengkontrasikan
Syntesis ( sintesis )
Merancang, mengembangkan, merencanakan
Evaluation ( evaluasi )
Menilai, mengukur,memutuskan

Dalam konteks evaluasi pembelajaran, penggunaan kata kerja ini juga dapat digunakan sebagai  acuan dalam membuat item-item pertanyaan sesuai dengan tingkat pengetahuan para siswa.
2.      Domain efektif
Domain efektif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi ( Good: 1973 ). Dalam pengembangannya pendidikan efektif yang semula hanya mencakup perasaan dan emosi, telah berkembang lebih luas, yakni menyangkut moral, nilai-nilai, budaya dan keagamaan. Tujuan pembelajaran yang diklasifikasikan pada domain efektif, dikembangkan oleh Krathwohl, D.R dkk, dalam Krathwohl taxonomy pada tahun 1964.
Ramah efektik sasaran hasil yang menguraikan perubahan-perubahan di dalam sikap ( minat, sikap, dan nilai-nilai, penyesuaian diri serta pengembangan penghargaan ). Sasaran hasil idalam ranah efektif, tidak dapat dinyatakan dengan tepat, dan sesungguhnya para guru tidak dapat mengukur secara jelas mengenai pengalaman pengajaran yang sesuai dengan sasaran hasil ini. Hal iyu disebabkan sulit untuk menguraikan perilaku yang sesuai dengan sasaran hasil karena menyangkut perasaan dan rahasia atau berlindung di dalam diri serta emosi merupakan sesuatu yang penting untuk ranah efektif, seperti perwujudan tingkah laku yang nyata.
Krathwohl, dkk merencanakan tujuan pembelajaran efektif dengan membedakan menjadi lima tingkatan dari sederhana sampai ketingkatan kompleks, yaitu a) receiving, b) respondig, c) valuing, d) organizing, e) charakterixation by value complex. seperti dalam pengembangan tujuan instruksional domain kognitif, dalam penyusunan tujuan. Guru dapat menyusun tujuan intruksional efektif dengan memerhatikan kemudian memilih kata-kata kerja tersebut sesuai dengan tingkat mata pelajaran yang hemdak diberikan kepada para siswanya. Umunya memudahkan pemahaman berikut ini diberikan tabel tingkatan efektif dan contoh-contoh kata kerja yang sesuai. Agar lebih terpenuhinya perencanaan satu pembelajrana yang direncanakan guru, kata-kata kerja sejenis masih dapat dikembangkan pleh para guru yang bersangkutan.
Kata kerja yang berorientasi perilaku pada domain efektif.
Domain efektif ( Krathwohl taxonomy)
Tingkatan
Verb ( kata kerja )
Receiving ( menerima )
Menerima, peduli, mendengar
Responding ( menjawab ) 
Melengkapi, melibatkan, sukarela
Valuing ( menilai )
Menunjukkan lebih senang, menghargai, menyatakan peduli
Organization ( mengorganisasi )
Berpartisipasi, mempertahankan, menyatukan ( sintesis)
Characterization by value or value complex
( mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks )
Menunjukkan empati, menunjukkan harapan, mengubah tingkah laku

Dalam konteks evaluasi pembeljaran, penggunaan kata kerja pasa setiap tingkatan ranah efektif, juga dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat item-item pertanyaan tes sesuai dengan tingkatan pengetahuan siswa.
3.      Domain psikomotorik
Domain psikomotorik merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan dari pengembangan siswa. dalam pengembangannya pendidikan psikomotorik di samping mencakup proses yang menggerakkan otot, juga telah berkembang dengan pengetahuan yang berkaitan dengan keterampilan hidup.  Meskipun kita mengenal ranah ini dan sedikit sekali dilaksanakan disekolah menengah dan perguruan tinggi,yang kita lakukan pengembangan dari penggolongan sasaran belajar sanagt bermanfaat, bidang pendidikan lain terutama yang tertarik pada ranah keterampilan motorik sebagai sasaran hasil pendidikan. Tujuan pembelajaran psikomotorik dikembangkan oleh Simpson, E.J, dkk dalam simpson taxonomy pada tahun 1972. Tujuan instruksional dalam psikomotorik ini secara garis besar dibedakan menjadi tujuh tingkatan, yaitu a) perception b) set, c) guided response, d) mechanism, e) complex overt respons, f) adaptation, g) origination,yang uraian lengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Kata kerja yang berorientasi perilaku pada setiap domain
Domain psikomotorik ( simpson taxonomy )
tingkatan
Verb ( kata kerja )
Perception ( persepsi )
Membedakan, mengidentifikasi, memilih
Set ( penetapan )
Mengasumsikan posisi, mendemonstrasikan, menunjukkan
Guided response ( reaksi atas dasar arahan )
Mengusahakan, meniru, mencoba
Mechanism ( menaknisme )
Membiasakan, mengoperasikan, menampilkan
 Complex overt response ( reaksi terbuka dengan kesulitan kompleks )
Menghasilkan, mengoperasikan, menampilkan
Adaptation ( adaptasi )
Mengadaptasi, mengubah, merevisi
Origination ( asli )
Menciptakan ( create ) desain, membuat asli ( originate )

Dalam konteks evaluasi pembelajaran, penggunaan kata kerja ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat item-item pertanyaan tes yang berkaitan dengan domain psikomotorik sesuai dengan tingkat pengetahuan para siswa.
Sepanjang usaha yang mungkin dapat dilakukan, seperti antara kategori berhubungan erat dan tidak terlalu jauh bedanya dengan buatan para guru di dalam merencanakan kurikulum atau dalam memilih situasi pembelajaran yang selama ini terjadi. Nilai-nilai dari taksonomi, merupakan salah satu usaha dalam perbaikan komunikasi antara pendidik dan siswa. selain itu, taksonomi merupakan penggolongan logis yang menggambarkan terminologi yang tepat untuk digunakan secara konsisten dan relevan dengan teori dan prinsip-prinsip psikologi ( Bloom, 1956: 6 )
Secara umum konstruksi taksonomi telah disetujui oleh kelompok kerja, setiap usaha yang dilakukan untuk terhindar dari penilaian-penilaian mengenai “nilai” bersifat subjektif. Kenetralan berkaitan dengan membangun sistem, filsafat dan prinsip-prinsip pendidikan untuk pencapaian sasaran, sepanjang kemungkinan dapat diorientasikan. Dengan demikian, penggolongan semua sasaran hasil pendidikan yang dinyatakan sebagai uraian perilaku siswa yang netral (Bloom 1956: 7 )

3.      TAKSONOMI SEBAGAI SUATU SASARAN

Tujuan utama dalam membangun suatu taksonomi dari sasaran hasil pendidikan adalah untuk memudahkan komunikasi ( peristiwa belajar ), meningkatkan ide-ide dalam merancang bahas ujian, kurikulum dan penelitian pendidikan. Sebagai contoh, pemakaian taksonomi sabagai suatu alat di dalam mengembangkan definisi yang tepat seperti “berpikir” dan “ pemecahan masalah”, kedua istilah tersebut memungkinkan terjadi perbedaanpenafsiran yang bernampak padapembelajaran dan pengujian.
Bloom menjelaskan bahwa seseorang dapat membangun sebuah skema klarifikasi, setelah ada kejelasan terlebih dahulu apa yang harus diklarifikasikan. Sebagai contoh, tidak banyak persoalan yang harus diklarifikasikan buku-buku. Hal itu, kan lain apabila yang diklarifikasikan terkait dengan deskripsi kurikulum yang mempunyai landasan filosofi berbeda, deskripsi materi yang diajarkan, deskripsi metode pembelajaran, deskripsi perilaku siswa dan perilaku guru. Selin itu, terkait dengan prestasi siswa sebagai hasil belajar merupakan capaian akhir sebagai akibat dari sejumlah pengalaman belajarnya.
Taksonomi ini bertujuan meningkatkan komunikasi ( peristiwa belajar ) dan sebagai alat dalam praktik pengidentifikasian oleh para pendidik. Taksonomi yang dirancang ini merupakan sarana pengelompokkan perilaku yang diharapkan, berkaitan dengan proses mental atau pemikiran sebagai akibat dari pengalaman pendidikan.





BAB III

PENUTUP


1.      KESIMPULAN

Taksonomi merupakan suatu tujuan-tujuan dalam penilaian siswa, dalam taksonomi ada beberapa ranah yang harus dipahami dalam memahami siswa, yaitu ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, jika memahami hal itu maka kita dapat membagi penilaian pada siswa.












 



DAFTAR PUSTAKA


Wowo sunaryo, kiswana, taksonomi kognitif. Rosda, 2012
Suharsimi arikunto, dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bumi aksara, jakarta : 1993
Suharsimi arikunto, dasar-dasar evaluasi. Pt bumi aksara, jakarta : 2003
Slameto, evaluasi pendidikan. Pt bumi aksara, jakarta : 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar