EVALUASI PENDIDIKAN
“ TAKSONOMI TUJUAN
PEMBELAJARAN “
Dosen Pembimbing: Dr. Rusydi Ananda, M.Pd
DISUSUN OLEH
Kelompok 2
ANIDA
SRI WAHYUNI
FITRIAN
SIGAR SITEPU
ADYA
BAGAS WIBISONO
AISYAH
SITUMORANG
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUMATERA
UTARA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmatnya kami bisa menyelesaikan
makalah pendidikan multikultural yang berjudul “ TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN
“ makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah EVALUASI PENDIDIKAN.
Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
di selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberi
informasi bagi kita dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, september
2018
kelompok
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejak lahirnya
kurikulum ppsp ( proyek perintis sekolah pembangunan ) yang kemudian disusul
oleh lahirnya kurikulum 1975, telah mulai tertanam kesadaran pada para guru
bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar
berlangsung. Tujuan pelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan
pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Kita telah mendengar taksonomi yang
memungkinkan klarifikasi ke dalam kategori-kategori. Taksonomi merupakan suatu
rangkaian klarifikasi, tetapi tujuan-tujuan yang diklarifikasikan bukanlah
tumbuh-tumbuhan atau hewan melainkan tujuan-tujuan pendidikkan dan
kategori-kategori dari siswa.
2. RUMUSAN MASALAH
-
Apa itu
taksonomi ?
-
Apakah taksonomi
memiliki 3 ranah/domain ?
-
Apa taksonomi
sebagai suatu tujuan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. ARTI TAKSONOMI
Gagasan untuk membentuk
sistem klarifikasi hasil belajar, diawali pada suatu pertemuan informal para
penguji perguruan tinggi tahun 1948 yang bergabung pada american psychological
association ( konvensi asosiasi psikolog amerika ) di boston. Pertemuan ini
yang pertama kali dalam satu rangkaian informal tahunan para penguji di
perguruan tinggi. Asosiasi ini meliki anggota yang mewakili setiap universitas
yang berbeda. Kelompok kerja, bersifat informal tanpa ikatan dan keanggotaan
reguler, dan bekerja di bawah kondisi semacam komite serta editor yang
mempertanggungjawabkan produk, gagasan-gagasan usulan-ususlan, dan kritik yang
disebar pada setiap pertemuan ( Bloom, 1956 : 4 )
Adapun yang menjadi
skala prioritas, berkenaan dengan kerangka kerja penggolongan sasaran dan
rancangan ujian. Selain itu, komite kerja memberikan tugas kepada tiap kelompok
untuk menulis karya tulis dengan nama atau judul taksonomi “ kognitif “ dan
selebihnya ada yang mengembangkan bagian taksonomi “ efektif “ serta
“psikomotorik “ ( Bloom, 1956 : 5 )
Tujuan pendidikan dapat
dirumuskan pada tiga tingkatan, pertama,
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini menentukan perlu dan tidaknya
sesuatu program diadakan. Di dalam praktek sehari-hari di sekolah, tujuan ini
dikenal sebagai TIU ( tujuan instruksional umum). Kedua, tujuan didasarkan atas
tingkah laku. Dalam periode 20 tahun terakhir ini, banyak usaha telah dilakukan
untuk mencari metode yang dapat digunakan untuk menganalisis atau
mengklasifikasikan sebuah pandangan yang dimaksud dengan taksonomi. Ada 3 macam
tingkah laku yang dikenal umum, yaitu kognitif, efektif, dan psikomototrik.
Keiga tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional. Kaum
behavioris ( mengutamakan tingkah laku ), berpendapat bahwa taksonomi yang
dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan, adalah sangat bersifat mental. Mereka
tidak menjelaskan kepada para pendidik secara konkret dan dapat diamati.
Bloom dan krathwohl
telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi
lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 buah, yaitu :
a. Prinsip
metodologis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi
kepada cara-cara guru dalam mengajar
b. Prinsip
Psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena
kejiwaan yang ada sekarang
c. Prinsip
logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan
konsisten
d. Prinsip
tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengkat
tingkatan-tingkatan nilai-nilai. Tiap-tiap tujuan pendidikan hendaknya
menggambarkan corak yang netral.
2. RANAH/DOMAIN DALAM TAKSONOMI
Menurut Bloom dkk,
tujuan instruksional dalam proses pemebelajaran pada prinsipnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga domain ayau ranah yaitu kognitif, efektif,dan
psikomotorik. Minimal dua atau tiga jenis ranah tersebut akan memengaruhi
tingkat profrsional siswa. peran guru sebagai pengampu aktif dalam proses
belajar mengajar, perlu menguasai ketiga jenis ranah pengetahuan tersebut,
kemudian menerapkannya kepada siswa melalui pemberian materi pelajaran yang
sesuai dengan satuan pelajar dan kurikulum.
1. Domain
kognitif
Domain kognitif
merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya dari
persepsi, intropeksi, dan memori siswa. (good: 1973). Tujuan pembelajaran
kognitif dikembangkan oeh Bloom, dkk, dalam taxonomy Bllom tahun 1956. Tujuan
kognitif ini, dibedakan menjadi enak tingkatan : a) knoeledge, b) comprehension, c) application, d) analisis, e) synthesis,
f) evaluation. Dalam menyusun tujuan instruksional, keenam tingkatan ini
pada umumnya ditunjukkan dengan beberapa kata kerja. Guru dapat menggunakan dan
mengambangkan kata-kata kerja tersebut dalam menyususn tujuan insturksional,
dengan memeperhatikan dan memilih kata-kata kerja tersebut sesuai denan tingkat
materi pembelajaran yang hendak diberikan tabel tingkatan kognitif dan
contoh-contoh kata kerja yang sesuai. Di samping itu, untuk lebih menyesuaikan
dengan perencanaan satuan pembelajaran dengan rencana guru, kata-kata kerja
sejenis masih dapat dikembangkan oleh para guru kelas.
Berikut kata kerja yang berorientasi perilaku pada
setiap domain.
Domain kognitif ( Bloom’s taxonomy )
TINGKATAN
|
VERB ( KATA KERJA )
|
Knowledge ( pengetahuan
)
|
Identifikasi,
spesifikasi, menyatakan
|
Komprehension ( pemahaman )
|
Menrangkan,
menyatakan kembali, menerjemahkan
|
Application ( penerapan )
|
Menggunakan,
memecahkan, menggunakan
|
Analisis ( analisis )
|
Menganalisis,
membandingkan, mengkontrasikan
|
Syntesis ( sintesis )
|
Merancang,
mengembangkan, merencanakan
|
Evaluation ( evaluasi )
|
Menilai,
mengukur,memutuskan
|
Dalam konteks evaluasi
pembelajaran, penggunaan kata kerja ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat item-item pertanyaan
sesuai dengan tingkat pengetahuan para siswa.
2. Domain
efektif
Domain efektif
merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan
aspek-aspek perasaan dan emosi ( Good: 1973 ). Dalam pengembangannya pendidikan
efektif yang semula hanya mencakup perasaan dan emosi, telah berkembang lebih
luas, yakni menyangkut moral, nilai-nilai, budaya dan keagamaan. Tujuan
pembelajaran yang diklasifikasikan pada domain efektif, dikembangkan oleh
Krathwohl, D.R dkk, dalam Krathwohl taxonomy pada tahun 1964.
Ramah efektik sasaran
hasil yang menguraikan perubahan-perubahan di dalam sikap ( minat, sikap, dan
nilai-nilai, penyesuaian diri serta pengembangan penghargaan ). Sasaran hasil
idalam ranah efektif, tidak dapat dinyatakan dengan tepat, dan sesungguhnya
para guru tidak dapat mengukur secara jelas mengenai pengalaman pengajaran yang
sesuai dengan sasaran hasil ini. Hal iyu disebabkan sulit untuk menguraikan
perilaku yang sesuai dengan sasaran hasil karena menyangkut perasaan dan
rahasia atau berlindung di dalam diri serta emosi merupakan sesuatu yang
penting untuk ranah efektif, seperti perwujudan tingkah laku yang nyata.
Krathwohl, dkk
merencanakan tujuan pembelajaran efektif dengan membedakan menjadi lima
tingkatan dari sederhana sampai ketingkatan kompleks, yaitu a) receiving, b) respondig, c) valuing, d)
organizing, e) charakterixation by value complex. seperti dalam
pengembangan tujuan instruksional domain kognitif, dalam penyusunan tujuan.
Guru dapat menyusun tujuan intruksional efektif dengan memerhatikan kemudian
memilih kata-kata kerja tersebut sesuai dengan tingkat mata pelajaran yang
hemdak diberikan kepada para siswanya. Umunya memudahkan pemahaman berikut ini
diberikan tabel tingkatan efektif dan contoh-contoh kata kerja yang sesuai.
Agar lebih terpenuhinya perencanaan satu pembelajrana yang direncanakan guru,
kata-kata kerja sejenis masih dapat dikembangkan pleh para guru yang
bersangkutan.
Kata kerja yang berorientasi perilaku pada domain
efektif.
Domain efektif ( Krathwohl taxonomy)
Tingkatan
|
Verb ( kata kerja )
|
Receiving ( menerima )
|
Menerima,
peduli, mendengar
|
Responding ( menjawab
)
|
Melengkapi,
melibatkan, sukarela
|
Valuing ( menilai )
|
Menunjukkan
lebih senang, menghargai, menyatakan peduli
|
Organization (
mengorganisasi )
|
Berpartisipasi,
mempertahankan, menyatukan ( sintesis)
|
Characterization by value or value
complex
(
mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks )
|
Menunjukkan
empati, menunjukkan harapan, mengubah tingkah laku
|
Dalam konteks evaluasi
pembeljaran, penggunaan kata kerja pasa setiap tingkatan ranah efektif, juga
dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat item-item pertanyaan tes sesuai
dengan tingkatan pengetahuan siswa.
3. Domain
psikomotorik
Domain psikomotorik
merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan dari pengembangan
siswa. dalam pengembangannya pendidikan psikomotorik di samping mencakup proses
yang menggerakkan otot, juga telah berkembang dengan pengetahuan yang berkaitan
dengan keterampilan hidup. Meskipun kita
mengenal ranah ini dan sedikit sekali dilaksanakan disekolah menengah dan
perguruan tinggi,yang kita lakukan pengembangan dari penggolongan sasaran
belajar sanagt bermanfaat, bidang pendidikan lain terutama yang tertarik pada
ranah keterampilan motorik sebagai sasaran hasil pendidikan. Tujuan pembelajaran
psikomotorik dikembangkan oleh Simpson, E.J, dkk dalam simpson taxonomy pada
tahun 1972. Tujuan instruksional dalam psikomotorik ini secara garis besar
dibedakan menjadi tujuh tingkatan, yaitu a)
perception b) set, c) guided response, d) mechanism, e) complex overt respons,
f) adaptation, g) origination,yang uraian lengkapnya dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Kata kerja yang berorientasi perilaku pada setiap
domain
Domain psikomotorik ( simpson taxonomy )
tingkatan
|
Verb ( kata kerja )
|
Perception ( persepsi )
|
Membedakan,
mengidentifikasi, memilih
|
Set ( penetapan )
|
Mengasumsikan
posisi, mendemonstrasikan, menunjukkan
|
Guided response ( reaksi atas
dasar arahan )
|
Mengusahakan,
meniru, mencoba
|
Mechanism ( menaknisme )
|
Membiasakan,
mengoperasikan, menampilkan
|
Complex overt response ( reaksi
terbuka dengan kesulitan kompleks )
|
Menghasilkan,
mengoperasikan, menampilkan
|
Adaptation ( adaptasi )
|
Mengadaptasi,
mengubah, merevisi
|
Origination ( asli )
|
Menciptakan
( create ) desain, membuat asli ( originate )
|
Dalam konteks evaluasi
pembelajaran, penggunaan kata kerja ini juga dapat digunakan sebagai acuan
dalam membuat item-item pertanyaan tes yang berkaitan dengan domain
psikomotorik sesuai dengan tingkat pengetahuan para siswa.
Sepanjang usaha yang
mungkin dapat dilakukan, seperti antara kategori berhubungan erat dan tidak
terlalu jauh bedanya dengan buatan para guru di dalam merencanakan kurikulum
atau dalam memilih situasi pembelajaran yang selama ini terjadi. Nilai-nilai
dari taksonomi, merupakan salah satu usaha dalam perbaikan komunikasi antara
pendidik dan siswa. selain itu, taksonomi merupakan penggolongan logis yang
menggambarkan terminologi yang tepat untuk digunakan secara konsisten dan
relevan dengan teori dan prinsip-prinsip psikologi ( Bloom, 1956: 6 )
Secara umum konstruksi
taksonomi telah disetujui oleh kelompok kerja, setiap usaha yang dilakukan
untuk terhindar dari penilaian-penilaian mengenai “nilai” bersifat subjektif.
Kenetralan berkaitan dengan membangun sistem, filsafat dan prinsip-prinsip
pendidikan untuk pencapaian sasaran, sepanjang kemungkinan dapat
diorientasikan. Dengan demikian, penggolongan semua sasaran hasil pendidikan
yang dinyatakan sebagai uraian perilaku siswa yang netral (Bloom 1956: 7 )
3. TAKSONOMI SEBAGAI SUATU SASARAN
Tujuan utama dalam
membangun suatu taksonomi dari sasaran hasil pendidikan adalah untuk memudahkan
komunikasi ( peristiwa belajar ), meningkatkan ide-ide dalam merancang bahas
ujian, kurikulum dan penelitian pendidikan. Sebagai contoh, pemakaian taksonomi
sabagai suatu alat di dalam mengembangkan definisi yang tepat seperti
“berpikir” dan “ pemecahan masalah”, kedua istilah tersebut memungkinkan
terjadi perbedaanpenafsiran yang bernampak padapembelajaran dan pengujian.
Bloom menjelaskan bahwa
seseorang dapat membangun sebuah skema klarifikasi, setelah ada kejelasan
terlebih dahulu apa yang harus diklarifikasikan. Sebagai contoh, tidak banyak
persoalan yang harus diklarifikasikan buku-buku. Hal itu, kan lain apabila yang
diklarifikasikan terkait dengan deskripsi kurikulum yang mempunyai landasan
filosofi berbeda, deskripsi materi yang diajarkan, deskripsi metode
pembelajaran, deskripsi perilaku siswa dan perilaku guru. Selin itu, terkait
dengan prestasi siswa sebagai hasil belajar merupakan capaian akhir sebagai
akibat dari sejumlah pengalaman belajarnya.
Taksonomi ini bertujuan meningkatkan komunikasi (
peristiwa belajar ) dan sebagai alat dalam praktik pengidentifikasian oleh para
pendidik. Taksonomi yang dirancang ini merupakan sarana pengelompokkan perilaku
yang diharapkan, berkaitan dengan proses mental atau pemikiran sebagai akibat
dari pengalaman pendidikan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Taksonomi merupakan
suatu tujuan-tujuan dalam penilaian siswa, dalam taksonomi ada beberapa ranah
yang harus dipahami dalam memahami siswa, yaitu ranah kognitif, efektif, dan
psikomotorik yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, jika
memahami hal itu maka kita dapat membagi penilaian pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Wowo sunaryo, kiswana, taksonomi kognitif. Rosda, 2012
Suharsimi arikunto, dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bumi aksara, jakarta : 1993
Suharsimi arikunto, dasar-dasar evaluasi. Pt bumi aksara, jakarta : 2003
Slameto, evaluasi
pendidikan. Pt bumi aksara, jakarta : 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar