Sabtu, 14 Agustus 2021

Critical Book Riview (CBR) MANAJEMEN ORGANISASI H. MUHAMMAD RIFA’I, M.Pd

 

JUDUL BUKU      : MANAJEMEN ORGANISASI

PENGARANG     : H. MUHAMMAD RIFA’I, M.Pd

                                  MUHAMMAD FADHLI, M.Pd

EDITOR                 : H. CHANDRA WIJAYA, M.Pd

CETAKAN             : 2013

PENATA LETAK  : MUHAMMAD YUNUS NASUTION

ISBN                      : 978-602-9377-62-0

BAB I. PENDAHULUAN

                Munculnya teori manajemen ilmiah, teori manajemen berdasarkan sasaran, manajemen mutu terpadu, manajemen etika, dan manajemen risiko memudahkan manusia menghasilkan produksi bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. CharlesA. Beard seoarang ahli sejarah politik di Amerika mengatakan bahwa, tidaka ada suatu hal yang lebih penting dari manajemen

pada abad moderen saat ini. Jadi mengapa harus takut terhadap globalisasi? Karena globalaisasi itu sendiri muncul karena produk manajemen Ilmu dan Teknologi (IPTEK) yang memunculkan

kemudahan bagi fakta kehidupan manusia. Kalau saat ini antar negara hampir tak kenal batas, informasi masuk dari segala penjuru, jarak semakin mendekat karena teknologi komunikasi dan transportasi, maka lompatan kebudayaan berhasil menjulang tinggi, karena ilmu manajemen semakin dahsyat untuk dicerna oleh anak manusia yang muncul belakangan. Implementasi manajemen efektif yang dijalankan para manajer dan pegawai akan menentukan kinerja organisasi dalam menjawab tuntutan internal dan tantangan eksternal. Seorang pakar komunikasi organisasi, Lewis (1987:189) menjelaskan bahwa:”the performance of leaders is often measured by the quality and performance of their follower”. Dipahami bahwa kualitas dan kinerja anggota menjadi tanggung jawab setiap pemimpin. Dengan visi, misi, keteladanan, disiplin, pembagian tugas dan iklim yang diciptakan dalam organisasi akan menghasilkan kinerja anggota yang baik. Bertolak dari kinerja anggota akan melahirkan kinerja organisasi yang efektif.

                Mulins menjelaskan bahwa bagian utama dari mempelajari organisasi dan manajemen adalah pengembanganpemikiran manajemen dan apa yang mungkin menjadi peristilahan dalam teori manajemen”. Aplikasi teori manajemen membawa dan menciptakan perubahan dalam perilaku aktual. Dengan demikian para manajer membaca dan mengarahkan tulisan atas persoalan yang dilihat dalam gagasan dan kesimpulan berbagai pesan bagaimana seharusnya para manajer bertindak atau bekerja. Hal ini mempengaruhi sikap mereka menuju praktik manajemen. Setiap tindakan manajemen berdiri atas asumsi, generalisasi dan hipotesis yang disebut sebagai teori. Asumsi seringkali bersifat implisit, namun kadangkala cukup tidak disadarai, sering bertentangan, dan bahkan menentukan prediksi yang jika lakukan sesuatu tindakan (misalnya “a”), namun yang terjadi adalah lain (b). Dengan demikian teori dan praktik adalah dapat disebarkan”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II.  MANAJEMEN

A.      Definisi Manajemen

Manajemen dan organisasi meruapakan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Keberadaan organisasi merupakan wadah bagi manajemen, tetapi manajemen pula yang menentukan gerak dan napas organisasi.  Artinya organisasi tidak dapat digerakkan tanpa manajemen dan sebaliknya manajemen hanya dapat diimplementasikan dalam organisasi. Dijelaskan mengenai definisi manajemen, yaitu: management as being responsible for the attainment of objectives, taking place within a structured organization and with prescribed roles. Definisi ini menjelaskan bahwa manajemen mencakup orang yang melaksanakan tanggung jawab mencapai tujuan dalam suatu struktur organisasi dan peran yang jelas. Itu artinya, manajemen berkaitan dengan organisasi. Di dalam organisasi ada struktur yang jelas dengan pembagian tugas dan kewenangan formal sebagai upaya menggerakkan personil melakukan tugas mencapai tujuan.

 

B.      Perkembangan Teori Manajemen

1.       Manajemen Ilmiah

Banyak para penulis klasik yang dalam kajiannya berkenaan dengan peningkatan manajemen sebagai akhir dari peningkatan produktivitas. Pada waktu ini penekanan adalah atas masalah pencapaian peningkatan produktivitas dari individu pekerja melalui penyusunan teknik dari pengorganisasian kerja dan menempatkan insentif keuangan sebagai pendorong bagi level lebih tinggi dari keluaran. Sebagai kontributor utama terhadap pendekatan manajmen ilmiah ini ialah Frederic W. Taylor (1856-1917), bahkan ditempatkan sebagai bapak manajemen ilmiah (the father of Scientific Management). Taylor percaya bahwa dalam cara yang sama adalah mesin terbaik pada setiap pekerjaan, jadi akan ada metode pekerjaan terbaik dengan orang-orang yang harus mengerjakan pekerjaan tersebut. Dia mempertimbangkan bahwa semua proses pekerjaan dapat dianalisis kedalam tugas-tugas dan dengan metode ilmiah menadi suatu yang mungkin untuk menemukan satu cara terbaik untuk mengerjakan suatu tugas. Maka setiap tugas dilaksanakan kepada bagian-bagian komponen, setiap pembagian waktu, dan bagian –bagian penataan ulang kedalam keadaan metode lebih efisien dari pekerjaan.

2.       Birokrasi

Tokoh yang menggagas teory birokrasi ini adalah Max Weber seorang sosiolog jerman menunjukkan perhatian khusus bagi apa yang disebut struktur birokrasi, meskipun kajiannya yang utama dalam kaitan ini mengenai kekuasaan dan kewenangan. Dia menyarankan bahwa alasan utama bagi memajukan organisasi birokrasi sering murni karena kehebatan teknologi atas bentuk organissi lain. Weber, mencatatkan bahwa fefinisi tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi dan manajemen memberikan kemunculan administrasi yang permanen dan standarisasi prosedur kerja perkantoran.

3.      Pendekatan Hubungan Manusia

Titik tolak dalam pengembangan gerakan hubungan manusia dan informal adalah dimulai dari hasil penelitian Hawthorne pada Western Electric Company di Amerika tahun (1924-1932). Sebutlah peneliti terkenalnya adalah Elton Mayo, yang mengilhami munculnya gagasan manajemen dengan pendekatan hubungan manusia yang menkankan bahwa:

· Perpaduan pengalaman-pengalaman

· Penggunaan Kamar percobaan

· Program interview

· Kamar bank observasi

4.      Pendekatan Baru Hubungan Manusia

Kajian Maslow tahun 1943 meletakkan kerangka kerja pendekatan baru hubungan manusia dengan berbasis pengembangan kepribadian dan motivasi berdasarkan atas hirarki kebutuhan manusia”. Kalangan tokoh motivasi dalam bekerja seperti Herzberg dan McGregor, dengan mengajukan teori Y dan teori X, yang menggambarkan asumsi dasar bahwa manusia pada prinsipnya suka bekerja, dan sebaliknya manusia pada prinsipnya tidak suka bekerja. Begitu pula, tokoh seperti Likert, yang melakukan penelitian sistem manajemen, dan Argirys yang meneliti efek organisasi formal atas individu dan pertumbuhan psikologis dalam proses aktualisasi diri.

5.      Pendekatan Sistem

Tokoh utama pendekatan sistem ini adalah Ludwig Von Bertalanffy yang menggunakan istilah teori sistem dalam artikelnya tahun 1951. Dalam konteks pendekatan ini, organisasi bisnis tidak dipandang sebagai sistem tertutup, karena itu ada hubungan antara berbagai unsur internal dan eksternal organisasi. Dengan kata lain, organisasi adalah sistem terbuka (open system). Pendekatan sistem memandang organisasi dalam suatu lingkungan organisasi yang juga menampatkan pentingnya jaringan berganda dalam interaksi.

6.      Pendekatan Kontingensi

Teori kontingensi berawal dari penelitian Sadler dan Barry, pada tahun 1964-1967. Penataan kerjasama scara aktual berlangsung secara berat atas organisasi informal, dan atas kepribadian serta tim kerja manajer. Para peneliti bisanya mengusulkan suatu program perubahan organisasi yang tercakup kemampuan mengadaptasi stgruktur formal, hirarki kontrol dan tanggung jawab formal serta hubungan kepada hal yang lebih memelihra pelaksanaan kerjasama dan aliran komunikasi. Perubahan dalam sikap dan perilakuj dari anggota organisasi seharusnya berhubungan kepada perubahan dalam rancangan struktur formal organisasi.

 

C.     Fungsi-Fungsi Manajemen

Menurut Henry Fayoll, fungsi manajemen adalah:

Ø  Organizing

Ø  Commanding

Ø  Coordinating

Ø  Controlling

Menurut MC. Namara, fungsi manajemen adalah:

-          Planning

-          Programming

-          Budgeting

-          System.

D.     Prinsip Manajemen

Adapun prinsip-prinsip manajemen, menurut Winardi  adalah (1) Pembagian. kerja, (2) Otoritas dan tanggung jawab, (3) disiplin (4) kesatuan perintah, (5) kesatuan arah, (6) dikalahkannya kepentingan individu terhadap kepentingan umum. (7) penghargaan/ balas jasa, (8) sentralisasi, (9) rantai bertangga, (10) keteraturan, (11) keadilan (12) stabilitas pelaksanaan pekerjaan, (13) inisiatif (14) jiwa korps.

E.      Unsur-unsur Manajemen

1. Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional/pelaksana.

2. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.

4. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

5. Machines yaitu mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mencapai tujuan.

6. Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.

BAB III.

A.     Defenisi Organisasi

Organisasi secara sistemik adalah sistem yang bersifat terbuka, seperti halnya sistem sosial. Sebab organisasi mencakup orang dan tujuan-tujuan yang bergantung atas usaha orang untuk mencapai kinerja, hasil, yang menjadi arah yang benar sebagai sistem sosial. Bahkan melalui pememanfdaatkan mesin, peralatan, bahan mentah, fasilitas dan uang yang memungkinkan orang-orang menghasilkan sejumlah barang dan pelayanan. Tegasnya dalam organisasi ada sejumlah sumberdaya manusia dan material yang terpadu untuk mencapai tujuan organisasi yang disepakati.rpaduan usaha orang maka organisasi lebih dari sekedar perkumpulan orang belaka.

B.     Unsur Organisasi

Unsur-unsur Organisasi sebagai berikut:

-          Tujuan

-          Pembagaian kerja

-          Hirarki Kewenangan

C.     Efektivitas Organisasi

Organisasi adalah sproduk kebudayaan modern manusia, apalagi organisasi saat ini diarahkan kepada suatu kepemiilikan sistem kerja yang memungkinkan tercapainya keinginan, kerjasama dan tujuan manusia dengan sebaik-baiknya. Karena itu, dalam organisasi selalau semua perangkat ditata sedemikian rupa untuk mencapai efektivitas (hasil guna) dalam setiap organisasi.

D.     Prinsip Organisasi

-          Pembagian kerja

-          Wewenang

-          Disiplin

-          Kesatuan komando

-          Kesatuan arah

-          Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentetingan individu

-          Remunarasi

-          Sentralisasi

-          Rantai scalar

-          Tata tertib

-          Keadilan

-          Stabilitas masa kerja pegawai

-          Inisiatif

-          Espirit decorp.

E.      Bentuk-bentuk Organisasi

-          Organisasi lini.

-          Organisasi fungsional.

-          Organisasi lini dan fungsional.

-          Organisasi fungsional dan staff.

-          Organisasi matrik.

-          Organisasi komite.

 

 

BAB IV. KEPEMIMPINAN

A.     Pengertian Kepemimpinan

kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan mendukung orang lain untuk bekerja secara antusias menuju pencapaia tujuan. Dari definisi ini ada tiga elemen penting, yaitu: pengaruh/dukungan, usaha sukarela, dan pencapaian tujuan. Proses kepemimpinan berada dalam kerangka konsep hubungan manusia. Banyak pakar manajemen dan kepemimpinan mengajukan definisi yang dapat dijadikan kerangka konseptual membahas teori perilaku kepemimpinan. Hersey dan Blanchard berpendapat: “kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. Overton berpendapat:”leadership is ability to get work done with and through others while gaining their confidence and cooperation”. Pada hakikatnya makna kepemimpinan sebagai proses

mempengaruhi orang lain mencapai tujuan dalam suatu situasi. Kepemimpinan dapat berlangsung di mana saja. Sedangkan di sisi lain menekankan fokus kepemimpinan terhadap kemampuan seseorang memperoleh tindakan dari orang lain.”

 

B.     Teori-Teori Kepemimpinan

1.      Leader Traits, (sifat-sifat pemimpin)

The leaders are different from other people. We have note that leaders can influence their subordinates in accomplishing goals. It seems natural to inquire whether the secret of leader lies in the characteristic or traits of leader. The personality treats, physical characteristic, motive and needs. (Pemimpin berbeda dengan orang-orang lain. Kita telah mencatat bahwa pemimpin dapat mempengaruhi bawahan dalam mencapai tujuan. Kelihatannya sangat alami untuk mempertanyakan apakah rahasia seorang pemimpin terletak pada karakteristik atau sifat dari pemimpin itu.

2.      Kepemimpinan Situasional (Situasional Leadership)

Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Studi-studi tentang kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien. Dan juga model ini membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak kepribadian pemimpin. Fred, Robbins dan Lussier menyatakan bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan seorang pemimpin dibandingkan dengan watak pribadinya. Menurut pendekatan kepemimpinan situasional ini, seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin atau pengikut tergantung pada situasi atau keadaan yang dihadapi. Banyak studi yang mencoba untuk mengidentifikasi

karakteristik situasi khusus yang bagaimana yang mempengaruhi kinerja para pemimpin.

3.      Pemimpin yang Efektif (Effective Leaders)

Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of behaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan konsiderasi (consideration). Dimensi struktur kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi serta sampai sejauh mana para pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka. Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi. Dimensi konsiderasi menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi.

4.      Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model)

Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional. Kalau model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin (Fred, Robbins dan Lussier).

5.      Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership)

Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Burns merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya.

 

C.     Keterampilan yang harus dipenuhi Pemimpin

Inti kepemimpinan adalah proses mempengaruhi tindakan orang lain. Pemimpin adalah orang yang diakui memiliki sifat terpercaya, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain sehingga dipilih atau disepakati sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin mungkin dalam organisasi atau luar organisasi.

Ada beberapa strategi kepemimpinan yang kuat, menurut Manz dan Sims, yaitu:

1) Lebih banyak mendengar dan kurang berbicara,

2) Menanyakan masalah lebih banyak dan sedikit memberikan jawaban

3) Cepat belajar dari kesalahan

4) Mendorong pemecahan masalah dengan orang lain daripada memecahkan masaah untuk orang lain

5) Membagi informasi daripada mendengarkannya

6) Mendorong kreativitas, tidak berkompromi

7) Mendorong kelompok kerja dan kerjasama, tidak merusak kompetisi

8) Cepat memberikan kebebasan dan saling menghargai dalam kebebasan serta tidak bergantung

9) Membangun komitmen pimpinan mandiri dan tidak menyalahkan anggota

10) Memimpin orang lain untuk menagrahkan diri mereka dan tidak mengawasi mereka dengan merasa lebih di atas

11) Membangun struktur organisasi yang yang mendukung kepemimpinan mandiri seperti tim manajemen mandiri, kebaikan tim, keragaman pekerjaan

12) Membangun sistem informasi melalui internet dan internet yang akan mendukung kepemimpinan mandiri

13) Membangun suatu kepemimpinan mandiri yang holistik dan menyeluruh dalam organisasi.

 

D.     Fungsi bawaan Kepemimpinan

Bakat bawaan tidak mencukupi untuk keberhasilan kepemimpinan bisnis, karena bawaan pribadi hanyalah merupakan pra kondisi. Pemimpin adalah orang yang memiliki persyaratan bawaan harus muncul dalam tindakan tertentu untuk mencapai keberhasilan (seperti: formulasi visi, peran keteladanan, penyusunan sasaran). Kepemimpikan bakat bawaan hanya membuat kepemimpinan lebih mendekati upaya tindakan untuk berhasil.

 

E.      Antara Visi dan Pemimpin Masa Depan

Dalam konteks ini, keberadan visi memang sangat menentukan organisasi. Karena bagaimanapun fungsi visi, yaitu: visi- memotivasi perilaku, visi- membentuk untung/nasib, visi pribadi- kerjasama dengan sejumlah sasaran pemimpin dan organisasi, visi- pimpinan menginsipirasi tindakan , membantu membentuk masa depan, yang berpengaruh terhadap orang-orang untuk bekerja dan maksudnya terhadap organisasi. Strategi kepemimpinan adalah tanggung jawab terhadap hubungan dengan lingkungan eksternal untuk memilih/memiliki visi, misi, strategi dan implementasi. Jadi visi adalah “the dream of the future” (mimpi tentang masa depan). Bila para pegawai dibimbing visi, seluruh keputusan dan tindakan setiap hari dalam organisasi merespon persoalan dan tantangan yang ada sekarang dengan cara yang menggerakkan organisasi menuju dinamika masa depan daripada sekedar mempertahankan status quo.

 

F.      Kunci Sukses Pemimpin

1.      Perlakukan orang lain seperti sahabat

2.      Ciptakan kelakuan positif

3.      Ajak orang lain ikut

4.      Memeberi wewenang kepada pengikut untuk bertindak

5.      Perkuat diri anda sendiri

 

 

 

 


 

BAB V. KOMUNIKASI ORGANISASI

 

A.     Latar Belakang

Sebenarnya yang akan dibangun dalam konteks komunikasi, yaitu terciptanya kesamaan makna dengan saling memahami pesan yang dipertukarkan. Dijelaskan Lewis bahwa:” I hear you, I understand what jou’re saying”. Keberhasilan komunikasi ditandai dari timbulnya pengertian dari penerima pesan terhadap apa yang dikirim oleh pengirim pesan. Karena itu, komunikasi akan efektif, jika kita mendengarkan apa yang dikatakan dan mengerti akan yang dikatakannya”.

 

B.     Definisi Komunikasi Organisasi

Komunikasi dilihat dari sudut pandang organisasi, sesungguhnya merupakan salah satu perilaku organisasi. Secara umum, dijelaskan oleh Lewis, bahwa: ”communication is the exchange of message resulting in a degree of shared meaning between a sender and a receiver “. Pendapat ini menjelaskan bahwa komunikasi mencakup seluruh aktivitas manusia, dalam komunikasi terjadi pertukaran pesan yang dihasilkan dari pembagian makna antara pengirim pesan dengan penerima pesan. Menurut Pace dan Faules komunikasi adalah satu elemen penting dalam organisasi untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan untuk dicapai. Sedangkan tujuan utama dalam mempelajari komunikasi ialah untuk meningkatkan eksistensi dan kualitas organisasi. Meningkatkan barang-barang untuk mencapai tujuan-tujuan dari manajemen. Setidaknya untuk menjadi manajer yang terbaik dan isi manajemen adalah komunikasi.

 

C.     Sifat Dasar Komunikasi

1.      Seseorang membutuhkan komunikasi

2.      Kebutuhan orang terhadap penguatan sosial.

3.      Seseorang mengarahkan yang lain melakukan komunikasi.

4.      Manusia berkomunikasi untuk mencapai sesuatu.

5.      Komunikasi bersifat dinamis dan berjalan terus.

6.      Komunikasi bersifat fundamental dan bermanfaat.

7.      Komunikasi adalah bersifat kebutuhan sosial.

8.      Komunikasi adalah bersifat kompleks.

 

D.     Model Komunikasi

-          Model Shannon dan Weaver

Model ini menggambarkan sistem komunikasi yang terdiri dari lima komponen, dengan proses berikut : (1) sumber menetapkan suatu pesan dari seluruh pesan yang mungkin. Pesan itu oleh, (2) transmitter dikode ke dalam sinyal-sinyal yang dikirim melalui (3) saluran, diterima oleh, (4) si penerima, di mana sinyal-sinyal yang disampaikan itu dibuka kodenya ke dalam bentuk asalnya untuk, (5) destinasinya. Dalam hal ini, pesan adalah segala sesuatu yang merupakan masukan dari transmitter. Sementara gangguan (noise) adalah gangguangangguan yang merupakan akurasi dari pesan.

-          Model Teori Informasi

Sumber adalah tempat asal dari pesan. Sumber ini dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi. Ide pada sumber dapat berasal dari berbagai hal: dari stimuli internal, atau sebagai respons terhadap komunikasi dari orang lain. Ide ini dikode, sehingga dengan demikian akan menjadi pesan yang layak untuk ditransmisikan. Transmitter mengambil pesan, lalu meletakkannya kedalam saluran komunikasi. Transmitter ini merobah pesan ke dalam gerakan-gerakan fisik serta pola-pola suara yang ditransmissikan. Saluran adalah medium dengan mana pesan dikirim. Gangguan adalah stimulasi yang mengganggu stimuli yang ada dalam saluran.

-          Model Sanford, Hunt dan Bracy

Model ini menyarankan lima faktor penting variavel situasional yang dapat mempengaruhi potensi keberhasilan pertukaran komunikasi. Adapun faktor-faktor tersebut, yaitu: (1) iklim, atau lingkungan yang ada, di mana komunikasi terjadi atau tempat kejadiannya, (2) tujuan komunikasi yang dipersepsikan dari pengirim pesan dan penerima pesan, (3) penampilan keterampilan komunkasi oleh pengirim pesan dan penerima pesan, (4) apakah pesan yang dikirimkan memiliki maksud atau tidak memiliki tujuan, dan (5)pesan verbal atau non verbal. Hal yang pertama dari tiga variabel harus terpenuhi secara positif untuk memungkinkan pengiriman pesan antara pengirim dan penerima pesan pada suatu kesempatan dan tempat. Dua hal terakhir harus dipenuhi juga kesesuaiannya.

 

E.      Elemen Komunikasi

1.      Pengirim Pesan.

2.      Penerima Pesan.

3.      Pesan.

4.      Tujuan.

5.      Iklim .

6.      Umpan.


 

BAB VI. MOTIVASI

A.     Pengertian Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmennya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar diri individu (motivasi ekstrinsik). Setidaknya menurut Weisinger ada empat sumber motivasi, yaitu:

1) Diri sendiri (pemikiran, stimulasi, perilaku sendiri, semua hal ini sudah merupakan konsep yang dikenal).

2) Teman, keluarga, rekan kerja, yang mendukung.

3) Mentor emosi (nyata atau fiktif)

4) Lingkungan kerja (udara, cahaya, suara dan pesan-pesan di kantor anda).

 

B.     Teori-Teori Motivasi

-          Teori Maslow

Salah satu teori motivasi yang populer adalah teori Maslow. Dalam hal ini Maslow membagi jenjang motivasi yaitu: (1) pisiologis (lapar-haus), (2) ketenangan dan keamanan, (3) cinta dan perasaan, memiliki, (4) harga diri (prestasi dan pengakuan), dan (5) aktualisasi diri -(self-actualization). Proses menggerakan sumberdaya manusia dalam proses manajemen lebih mudah dikenalkan dengan memahami teori motivasi. Teori Maslow ini nampaknya membuat pemahaman terhadap situasi industri, yang menempatkan pekerja level rendah nampak lebih termotivasi oleh uang (kebutuhan makanan dan pakaian), dan tidak banyak motivasi bekerja secara kreatif dalam pekerjaannya. Sementara pada level pekerja tinggi, yang menempatkan pendapatan yang mencukupi tidak memikirkan lagi kebutuhan rumah, nampak mengutamakan aktualisasi diri lebih penting. Demikian jugs dengan pekerja yang berada dalam level kebutuhan cinta dan rasa memiliki, jika terpenuhi baru meningkat ke level berikutnya mengejar prestasi kerja dan pengakuan.

-          Teori X dan Y

Teori ini disarankan oleh Douglas McGroger dengan mengajukan dua perbedaan pandangan terhadap manusia. Pertama, pada dasarnya manusia negatif, yang tergolong dalam teori X, dan kedua, pada dasarnya bersifat positif dikelompokkan ke dalam teori Y. Dalam menangani pegawai, maka para manajer disarankan bahwa pandangan manajer terhadap sifat dasar manusia berdasarkan atas pengelompokan asumsi ini. Para manajer cenderung menampilkan perilaku yang mengarahkan kepada bawahan berdasarkan asumsi ini.

 

Teori X, didasarkan kepada beberapa asumsi bahwa:

1) Pegawai tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, diawasi

karena secara inheren tidak suka bekerja dan hal yang tidak mungkin menghindari keadaan bawaan itu.

2) Pegawai diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran

yang diinginkan.

3) Pegawai akan melalaikan tanggungjawab dan meminta perintah formal bila mungkin,

4) Kebanyakan pekerja atas semua faktor berkenaan dengan pekerjaan dan akan memaparkan sedikit ambisi.

 

Berbeda dengan teori X, bahwa asumsi yang melekat pada teori Y bahwa:

1) Pegawai memandang pekerjaan sebagai suatu yang alamiah seperti istirahat atau bermain,

2) Seseorang akan berkerja dengan perintah atau dorongan diri sendiri dan pengawasan sendiri bila dia memiliki komitmen terhadap tujuan,

3) Rata-rata orang dapat belajar, bahkan mencari dan bertanggungjawab,

4) Kreativitas –oleh sebab itu adalah kemampuan membuat keputusan yang baik kemudian disebarkan secara luas kepada seluruh orang dan tidak begitu penting untuk diminta oleh fungsi manajemen.

-          Teori Marturity Argiris

Teori ini menjelaskan ada empat cara yang dicirikan struktur formal maturity, yang dikemukakan oleh Mondy dan Premeaux, yaitu:

1) Spesialisasi dari pembatasan inisiatif pekerja dan ekspresi diri serta membiarkan sedikti kemampuan seseorang untuk digunakan.

2) Rantai perintah membatasi kontrol pribadi dan membuat seseorang bersifat fasif dan bergantung kepada pemimpin.

3) Kesatuan arah (atau kesatuan perintah) meletakkan peta terhadap sasaran atas kontrol seorang pemimpin, yang menciptakan masalah bila pegawai tidak mampu untuk menggunakan kemampuan yang luas dan mendefinisikan sasaran mereka perspektif waktunatasdasar kebutuhan dari dalam.

4) Rentang kendali (rentang kendali manajemen) mengurangi kendali pribadi dan perspekti jangka pendak pada level pegawai.

-          Teori Alderfer

Clayton Alderfer mengorganisasikan ulang tingkatan kebutuhan sebagaimana teori Maslow ke dalam tioga tingkatan, yaitu: (1) kebuituhan eksistensi, (2) kebutuhan berhubungan dengan orang lain, dan (3) kebutuhan pertumbuhan. Medel teori Alfered menggambarkan bahwa kebutuhan akan eksistensi berhubungan dengan kebaikan pisik sebagaimana kebutuhan psiologikal dan keamanan pada teori Maslow.

-          Teori McCelland

Suatu penelitian McClelland menekankan bahwa kebutuhan tertentu dikaji dan diperoleh secara sosial sebagai interaksi individu dengan lingkungan. Teori kebutuhan McClelland adalah berkaitan dengan bagaimana kebutuhan individu dan faktor lingkungan berpadu dengan tiga kebutuhan dasar manusia, yaitu: kebutuhan berprestasi , kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan akan afiliasi/kerjasama. Motif ini menjelaskan perilaku. McClelland melakukan sejumlah penelitian yang berusaha untuk mendefinisikan dan mengukur motif dasar manusia. Dijelaskan oleh Mondy dan Premaux bahwa kebutuhan berprestasi seseorang adalah dengan kebutuhan tinggi untuk mencapai prestasi bagi seseorang, yaitu:

a) Seseorang yang ingin mengambil tanggung jawab pribadi bagi menemukan soluasi suatu masalah

b) Seseorang yang berorientasi tujuan

c) Menghadapi tantangan-dan membangun suatu hal yang moderat, realistik, dan sasran dapat dicapai yang mencakup risiko tetapi tidak mungkindicapai.

d) Umpan balik keinginan konrit terhadap kinerja

e) Memiliki level enerji tinggi dan keinginan bekerja keras.

 


 

BAB VII. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A.     Latar Belakang

Karena pengambilan keputusan pada kegiatan perencanaan dimulai dari menentukan visi, misi, sasaran, strategi dan tujuan organisasi dalam proses perencanaan strategic. Begitu pula halnya dalam perencanaan operasional, seorang manajer menengah dan rendah juga harus mengambil keputusan mengenai cara kerja yang harus ditempuhnya dalam mencapai tujuan. Di dalam pelaksanaan program inilah diperlukan adanya kegiatan

mengorganisasikan sumberdaya personil yang diperlukan, sumberdaya material, barang, uang dan lingkungan yang diperlukan agar kegiatan dapat terlaksana. Dengan demikian harus ditentukan manajer, siapa yang bertanggung jawab dalam bidang apa dia mengerjakan kegiatan atau program/proyek. Untuk itu haruslah disusun struktur organisasi sebagai kelengkapannya, dibuat tugas-tugas dan tanggung jawab setiap personil. Untuk menjalankan tugastugas organisasi maka direncanakan pula kualifikasi sumberdaya personil yang diperlukan dan diputuskanlah berapa tenaga yang dibutuhkan. Keseluruhan proses ini mengandung pengambilan keputusan sejak dari rekrutmen, penempatan, pelatihan, pengembangan dan lain-lain. Agar supaya para pegawai dan personil lainnya bekerja, maka manajer juga mengambil keputusan proses memotivasi mereka, yaitu dengan membagi tugas dan prosedur kerja, menentukan gaji, insentif, bonus, disiplin kerja, hukuman, reward dan lain sebagainya.

 

B.     Definisi Pengambilan Keputusan

Jenis keputusan yang dibuat mempengaruhi level pembuatan keputusan, proses membuat keputusan dan pelaksanaan keputusan setelah keputusan tersebut dibuat Ivancevic dan Matesson, menyebuttkan ada dua jenis keputusan, yaitu:

1) Keputusan terprogram, yaitu jika pada situasi tertentu ada prosedur rutin yang biasanya bekerja dalam memecahkan masalah. Maka keputusan terprogram adalah untuk memperluas kemampuan organisasi dalam memecahkan masalah dengan adanya informasi yang mencukupi.

2) Keputusan tidak terprogram, yaitu bila tidak ada cerita atau informasi tidak terstruktur.

 

C.     Sifat Dasar Pengambilan Keputusan

Dalam situasi atau manajemen tertentu, suatu keputusan harus mendahului suatu atau semua pekerjaan. Dengan kata lain, rangkaian pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang pertama dan paling awal dari sebuah pelaksanaan pekerjaan suatu organisasi, kelompok, unit atau individu. Bagaimanapun sebuah pekerjaan dalam pelaksanaannya adalah diawali dari keputusan. Dalam hal ini keputusanlah yang akan menentukan corak masa depan suatu organisasi. Dengan adanya keputusankeputusan

strategis, seperti: penambahan modal untuk memperbesar produksi karena banyak diminati, penambahan pegawai karena jumlah pekerjaan semakin banyak, dan pembukaan

cabang baru, karena pendistribusian semakin gencar, dll. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keputusan akan tetap menjadi sebuah tindakan yang mendahului pelaksanaan pekerjaan sebab keputusan sebagai pangkal tolak semua kegiatan dan akan menentukan masa depan organisasi, baik berupa kemajuan, pengembangan atau mungkin saja kemunduran atau bangkrut akibat salah dalam mengambil keputusan. Meskipun penuh ketidakpastian, sebuah keputusan dibuat justru bersifat masa depan dan menjadi panduan dalam menentukan tindakan manajemen dan organisasi.

 

D.     Langkah-Langkah Pengambilan Keputasan

1.      Identifikasi masalah atau peluang.

2.      Mengembangkan alternatif.

3.      Mengevaluasi alternatif.

4.      Memilih dan melaksanakan keputusan alternatif terbaik.

5.      Mengevaluasi keputusan.